Siapa tidak kenal Gibran Rakabuming Raka atau yang akrab disapa Gibran. Ia adalah Wali Kota Solo yang dilantik sejak 26 Februari 2021 lalu.
Dalam perjalanan karir politiknya, Gibran memikul beban di mata publik sebagai seorang putera Presiden Jokowi. Masih hangat, Gibran disebut sebagai 'anak ingusan' oleh politisi senior PDI-P Panda Nababan.
Sorotan publik sudah tertuju pada Gibran bahkan sejak sebelum ia memulai kerja sebagai seorang Wali Kota.
Ketika dilantik sebagai Wali Kota Solo, Gibran baru menginjak usia 33 tahun saat itu. Di tengah sorotan publik, nyatanya Gibran yang disebut sebagai 'anak ingusan' mampu membuat sejumlah terobosan signifikan dalam memimpin Kota Solo.
Terlepas dari status Gibran sebagai putera Presiden Jokowi, publik seharusnya mampu melihat secara obyektif bagaimana kinerja Gibran dalam kerja-kerja dan capaian kepemimpinan.
Dan kemudian, apakah Gibran layak disebut 'anak ingusan'?
Indeks Kepuasaan Masyarakat yang Tinggi
Universitas Slamet Riyadi (Unisri) belum lama ini merilis hasil survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terkait dua tahun kinerja Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa dalam memimpin Kota Solo.
Dilansir dari detikJateng, rilis survey yang dilakukan oleh Unisri menyebut bahwa tingkat kepuasaan publik terhadap kepemimpinan Gibran mencapai angka 96 persen dengan jumlah skor 1.709 serta 3,057 dengan kategori memuaskan.
Bahkan masih menurut hasil survey yang dilakukan, Unisri menyebut bahwa kinerja Gibran lebih baik dibanding FX Hadi Rudiyatmo, yang merupakan Wali Kota sebelumnya.