Lihat ke Halaman Asli

Farhan Maulana Baskoro

Mahasiswa Aktif

Pembuatan Pupuk Cair Nabati dan Hewani - KKN Untag Surabaya - Kampus Merdeka Belajar

Diperbarui: 30 Desember 2021   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dokpri

MEMINIMALISIR BIAYA PRODUKSI PADA TANAMAN CABAI DENGAN MENGGUNAKAN PUPUK NABATI DAN HEWANI

30 Desember 2021, ditulis oleh Farhan Maulana Baskoro. Di Surabaya

Kegiatan Matching Fund Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, di Desa Minggirsari, Kabupaten Blitar. dilaksanakan pada tanggal 16-17 Oktober 2021. Program ini merupakan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang nantinya dapat dikonversikan ke Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Program ini dilaksanakan bertujuan membuat Pupuk Organik yang berbentuk cair. Dan di program ini juga telah dilaksanakan oleh 6 mahasiswa yang berasal dari Prodi Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Disamping itu, adanya selaku Dosen Pendamping Lapangan yaitu bapak Hery Murnawan, S.T , Hilyatun Nuha, S.T , Drs. Achmad Maqsudi, M. Si, Ak., Ca.

Dokpri

Naik turunnya harga cabai yang tidak dapat diprediksi menyebabkan petani harus terus waspada dalam mengelola pertanian. Perawatan pada cabai harus diperhatikan dengan ekstra agar bisa mendapatkan output yang optimal pada cabai. Perawatan tersebut mulai dari pengelolaan tanah, pemilihan benih, pemupukan, pengairan, hingga masa panen. 

Pupuk adalah media terpenting dalam pertumbuhaan tanaman dan kesuburan tanah karena terdapat unsur-unsur yang dapat memberikan kelengkapan zat yang terdapat pada tanaman. Bagi para petani sendiri, perawatan tanaman memakan banyak biaya pada bagian pemupukan. Kondisi itu disebabkan karena subsidi Pupuk Kimia buatan dari pemerintah berkurang seiring berjalannya waktu. Hal itu menyebabkan petani perlu menambah biaya pembelian pupuk kimia buatan agar nutrisi tanaman tetap terpenuhi dan tercukupi dengan tujuan output yang optimal nantinya. 

Berdasarkan masalah tersebut, petani di Desa Minggirsari, Blitar yang tergabung dalam Gapoktan Sekarsari, Desa Minggirsari, Blitar, berupaya untuk mengurangi biaya dengan cara mengganti pupuk dari yang semula menggunakan Pupuk Kimia buatan menjadi Pupuk Organik. Pupuk organik yang digunakan berasal dari bahan nabati maupun bahan hewani. 

Bahan nabati pada tanaman memberikan fungsi peningkatan kerimbunan daun pada tanaman sedangkan bahan hewani berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dengan kedua fungsi tersebut, penggunaan kedua bahan memiliki kombinasi berbeda yang diimplementasikan di waktu yang berbeda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. 

Biaya perawatan yang diperlukan untuk satu batang cabai apabila menggunakan pupuk kimia buatan mencapai Rp2000,- sedangkan untuk penggunaan pupuk organik hanya sebesar Rp1000,-. Dapat terlihat bahwa biaya yang digunakan dapat dihemat hingga 50%.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline