Cara mempertahankan identitas ke'santri'an di lingkungan perkuliahan (versi pesantrenku)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pada zaman sekarang ini, banyak sekali kita temui para santri yang telah keluar/lulus dari pondok pesantrennya dan kemudian berkecimpung dalam dunia masyarakat. Yang mana, para santri tersebut, sudah jarang sekali mempertahankan identitas aslinya sebagai santri. Hal ini sangat miris terjadi di negara kita, yang notabenenya Indonesia adalah negara dengan pemeluk agama islam terbanyak di dunia, yaitu mencapai 240 juta jiwa, dengan persentasi mencapai 86,9%. Meskipun begitu, negara Indonesia ini bukan merupakan negara islam sepenuhnya.
Sebagian besar orang beranggapan bahwa, pondok pesantren merupakan simulasi miniatur dari kehidupan kita dimasa depan. Akan tepatapi, masih banyak diantara para santri tersebut yang seolah lulus dari pondok pesantren, dan juga sekaligus melepaskan 'baju' pesantrennya. Lantas, banyak dari kita yang pernah bertanya, bagaimana cara kita agar kita tetap memegang identitas kita sebagai santri, 'baju' kesantrian kita, ketika sudah hidup di lingkungan masyarakat?.
Olehkarnanya, seyogyanya kita tetap memegang teguh amalam-amalan yang telah kita dapatkan dipondok pesantren kita dulu. Seperti istighosah, rotib al-hadad, tahlil, membaca 5 surat 'sakti' di hari jum'at, sholat malam, dan masih banyak lagi. Sebagaimana yang diterapkan oleh pesantrenku, Pondok pesantren Amanatul Ummah mempunyai jalan tersendiri untuk mencapai kesuksesan para santrinya yang mungkin berbeda dengan umumnya orang-orang untuk mencapai kesuksesannya.
Selaku pengasuh dan pendiri pondok pesantren Amanatul Ummah, Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, MA., memberikan bekalkepada para santrinya utuk meraih kesuksesannya, yang harus diamalkan secara istiqomah dalam kehidupan para santrinya, yang diharapkan para santri tetap mengamalkannya hingga lulus dari pondok pesantren Amanatul Ummah. Dengan demikian, diharapkan para santri Amanatul Ummah akan tetap membawa identitas santrinya hingga kelak akan hidup dilingkungan masyarakat.
Apa aja sih 7 kunci kesuksesan itu? Let's check this out
- (Bersungguh-sungguh dalam berkesungguhan)
Sebagai tholabul ilmi atau santri kita hendaknya bersungguh-sungguh atas apa yang kita inginkan, yakni mencari ilmu. Serta di iringi dengan do'a, maka pintu kesuksesan akan terbuka lebar untuk kita. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 69 yang berbunyi :
Yang artinya : "rang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan."
- (Menyedikitkan makan)
Makan terlalau kenyang tidak dianjurkan untuk para santri yang sedang menuntut ilmu, terutama santri pondok pesantren Amanatul Ummah, karena dengan makan terlalu kenyak akan menghilangkan kecedasan. Apabila kita makan terlalu kenyang maka saat belajar kita akan mengantuk dan tertidur, dan apabila kita tidur waktu pelajaran maka ilmu yang diterangkan guru tidak akan kita fahami. Karena sesungguhnya ilmu itu akan masuk apabila kita belajar dalam keadaan tidak mengantuk. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Ta'lim al-Muta'alim yang dikarang oleh Syekh Burhan al-Din Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi, yakni :
,