Sebagai mahasiswa Universitas Negeri Malang, program Asistensi Mengajar (AM) merupakan salah satu kegiatan yang dinanti-nantikan. Saya, seorang mahasiswa prodi S1 Pendidikan Elektro, berkesempatan untuk menjalani program ini di SMKN 8 Kota Malang. Pengalaman ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang dunia pendidikan, tetapi juga memperkaya pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar.
Adaptasi dan Observasi
Pada minggu pertama, fokus saya adalah beradaptasi dengan lingkungan baru dan melakukan observasi. Saya mengikuti kelas-kelas yang diajarkan oleh guru-guru berpengalaman di SMKN 8. Observasi ini sangat penting untuk memahami dinamika kelas, metode pengajaran yang efektif, dan karakteristik siswa. Setiap guru memiliki pendekatan unik dalam mengajar, dan saya belajar banyak dari mereka. Saya mencatat berbagai strategi pengajaran yang efektif dan cara menangani siswa yang berbeda-beda.
Mengajar di Kelas
Setelah tahap observasi, saya mulai diberi kesempatan untuk mengajar. Mata pelajaran yang saya ajarkan adalah Microcontroller dan Microprosesor, sesuai dengan jurusan saya. Pengalaman mengajar di kelas nyata sangat berbeda dengan praktek mengajar di kampus. Di sini, saya harus menghadapi tantangan nyata seperti mengelola kelas, menarik perhatian siswa, dan memastikan semua siswa memahami materi yang diajarkan.
Pada awalnya, saya merasa cemas dan khawatir tentang kemampuan saya dalam mengajar. Namun, dengan dukungan dari guru pembimbing dan respons positif dari siswa, saya semakin percaya diri. Saya mencoba berbagai metode pengajaran, mulai dari ceramah, diskusi, hingga praktek langsung. Siswa terlihat sangat antusias terutama saat sesi praktek, di mana mereka bisa langsung mengaplikasikan teori yang telah dipelajari.
Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran
Salah satu hal yang saya perkenalkan di kelas adalah penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Saya menggunakan berbagai perangkat lunak dan aplikasi yang dapat membantu siswa memahami konsep elektro dengan lebih baik. Misalnya, saya menggunakan simulator rangkaian listrik untuk membantu siswa memahami aliran listrik dan cara kerja berbagai komponen elektronik. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menarik.
Tantangan dan Pembelajaran
Selama program AM, saya menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah mengelola kelas yang terdiri dari siswa dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Beberapa siswa sangat cepat dalam memahami materi, sementara yang lain memerlukan lebih banyak waktu dan perhatian. Saya belajar untuk bersabar dan menemukan cara untuk memastikan semua siswa dapat mengikuti pelajaran.
Tantangan lainnya adalah memotivasi siswa yang kurang tertarik pada mata pelajaran elektro. Saya mencoba mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan menunjukkan aplikasi praktis dari teori yang diajarkan. Misalnya, saya menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip elektro digunakan dalam perangkat elektronik yang mereka gunakan sehari-hari.