Ujung dari Sex Before Marriage

Sex atau hubungan suami istri kini sudah tidak menjadi hal yang tabu di kalangan anak muda. Dalam menjalani hubungan romansa anak muda sudah banyak yang menganggap wajar untuk melakukan hal tersebut. Kebanyakan dari mereka masih belum bisa menahan hawa nafsu hanya gelap mata sesaat, atau bahkan penasaran dan tidak berpikir panjang mengenai dampak yang akan terjadi jika mereka melakukan hal tersebut. Banyak sekali dampak baik fisik maupun non fisik yang akan terjadi bila melakukan seks diluar nikah tanpa pikir panjang dan tanpa persiapan atau pengaman. 

Hal yang paling ditakutkan setelah melakukan seks diluar nikah oleh kalangan anak muda yang belum siap menanggung beban baik secara materi maupun mental adalah terjadinya kehamilan. Saat dihadapi kenyataan yang seharusnya mereka bertanggung jawab, tak jarang mereka melakukan hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan sebagai jalan keluar terakhir. Pembunuhan terhadap pacar kini sedang marak terjadi. Setelah diinvestigasi latar belakang pembunuhan tersebut yakni karena takut jika mereka dimintai pertanggung jawaban oleh pacarnya yang hamil. 

Seperti yang sedang ramai di dunia maya Indonesia akhir-akhir ini yakni mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pria di Tasikmalaya terhadap pacar sendiri karena diketahui sang pacar sudah telat haid 2 bulan dan meminta pertanggung jawaban dari sang pelaku. 

Maka dari itu sex education sangat diperlukan dan perlu ditanamkan sejak dini kepada generasi muda saat ini. Selain karena larangan agama, sex before marriage dapat menjadi kecanduan yang dapat menjadi berbahaya karena menyebabkan serta menularkan penyakit HIV aids. Pengawasan orang tua dan lingkungan sekitar pun menjadi hal yang sangat penting.

Dan kesadaran akan bahayanya dari sex before marriage ini harus kita sadari oleh diri sendiri apalagi jika seorang perempuan. Karena kita harus menjadi orang pertama yag menyayangi diri kita sendiri. Jangan sampai hanya terlena oleh situasi kita menjadi menyerahkan segala "hal" yang sebelumnya tidak kita persiapkan dengan kemungkinan-kemungkinan terburuknya.