Pemeriksaan Radiografi Abdomen: Pentingnya dalam Evaluasi Klinis
Pemeriksaan radiografi abdomen adalah salah satu modalitas pencitraan yang sering digunakan dalam praktik klinis untuk mengevaluasi struktur dan organ-organ pada rongga perut. Pemeriksaan ini sering kali merupakan tes pertama yang dilakukan karena prosedurnya relatif sederhana, terjangkau, dan melibatkan lebih sedikit paparan radiasi dibandingkan modalitas pencitraan lain seperti CT atau MRI. Artikel ini akan membahas pentingnya pemeriksaan radiografi abdomen, prosedur yang terlibat, serta hasil yang diperoleh dari penelitian ini.
Pendahuluan
Penggunaan teknik radiografi abdomen memungkinkan dokter untuk melihat daerah perut dan patologi dari perspektif dua dimensi, yang dapat membantu menentukan langkah selanjutnya dalam perawatan pasien. Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kondisi seperti obstruksi usus, batu, perforasi organ, dan massa perut. Pemeriksaan ini juga dapat menilai lokasi dan ukuran organ perut serta mendeteksi adanya udara atau cairan abnormal di dalam perut. Dalam kasus trauma perut, pemeriksaan radiografi abdomen sering menjadi pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk mendeteksi adanya udara bebas atau patah tulang.
Interpretasi gambar radiografi abdomen membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang anatomi normal dan variasi anatomi, serta kemampuan untuk mengidentifikasi pola-pola abnormal yang dapat mengindikasikan suatu kondisi patologis. Meskipun teknik ini memiliki kelebihan dalam hal kesederhanaannya, namun ada keterbatasan dalam mendeteksi struktur-struktur yang lebih halus atau memberikan informasi yang lebih rinci. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan lanjutan seperti ultrasonografi, CT scan, atau MRI mungkin diperlukan untuk memperoleh informasi diagnostik yang lebih lengkap.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah studi literatur yang bersumber dari beberapa referensi primer dan sekunder. Output dari penelitian ini adalah video pemeriksaan abdomen yang dilakukan pada body phantom di Laboratorium RSKI pada bulan Mei 2024.
Instrumen penelitian yang digunakan meliputi kamera, perekam suara, pesawat sinar-X, computed radiography, phantom body abdomen, dan meja pemeriksaan.
Hasil dan Pembahasan
Pemeriksaan dilakukan dengan tiga proyeksi: abdomen AP erect, supine, dan left lateral decubitus (LLD). Indikasi klinis pemeriksaan abdomen meliputi obstruksi usus, perforasi, dan pendarahan intra-abdominal. Tidak ada kontraindikasi khusus, namun perlu mewaspadai wanita hamil. Pasien dianjurkan meminum obat pencahar 8 jam sebelum pemeriksaan untuk menghindari adanya fecal materi yang dapat mengganggu proses diagnosis.
Proyeksi Abdomen AP Erect dilakukan dengan posisi pasien berdiri tegak di depan wall bucky stand. Central ray tegak lurus horizontal dari image receptor (IR) dengan center point pada 5 cm di atas pertengahan kedua crista iliaca. Proyeksi ini menggunakan FFD 100 cm dan kaset berukuran 35 x 43 cm, dengan eksposur pada saat pasien ekspirasi dan menahan nafas.