Lihat ke Halaman Asli

Farhad Albany

mahasiswa universitas pamulang

Menghadapi Tantangan Perubahan Iklim, Tindakan Atau Retorika?

Diperbarui: 15 November 2024   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menghadapi tantangan perubahan iklim, kita dihadapkan pada dua pendekatan utama: tindakan nyata dan retorika. Dalam konteks ini, saya berpendapat bahwa tindakan konkret jauh lebih penting daripada sekadar retorika.

Pertama, perubahan iklim adalah masalah yang mendesak dan kompleks yang memerlukan solusi nyata. Retorika sering kali hanya menjadi kata-kata tanpa tindakan yang signifikan. Meskipun pernyataan dan janji dari pemimpin dunia dapat meningkatkan kesadaran, tanpa implementasi kebijakan yang efektif, dampak positifnya akan minim. Misalnya, konferensi internasional sering kali menghasilkan komitmen ambisius, tetapi banyak negara masih gagal memenuhi target pengurangan emisi mereka.

Kedua, tindakan nyata dapat menciptakan dampak langsung dan positif. Inisiatif seperti pengembangan energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pelestarian hutan tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan melibatkan komunitas lokal dalam proyek-proyek ini, kita juga dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya melawan perubahan iklim.

Namun, penting untuk diingat bahwa tindakan tidak selalu berarti mengabaikan retorika. Komunikasi yang efektif tentang pentingnya perubahan iklim dapat memotivasi individu dan komunitas untuk berpartisipasi dalam solusi. Oleh karena itu, kombinasi antara tindakan nyata dan komunikasi yang kuat sangat diperlukan.

Para ahli secara luas sepakat bahwa perubahan iklim merupakan kondisi darurat yang memerlukan tindakan segera. Sebanyak 11.000 ilmuwan menekankan bahwa tanpa pengurangan emisi karbon yang signifikan, dampak perubahan iklim akan semakin parah, mengancam keberadaan manusia di beberapa area. Penelitian menunjukkan bahwa meski ada kemajuan dalam energi terbarukan, penggunaan bahan bakar fosil masih dominan. Selain itu, pendekatan mitigasi harus diimbangi dengan adaptasi lokal untuk menghadapi dampak yang sudah terjadi. Peringatan dini dan teknologi pemantauan cuaca juga dianggap penting untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi bencana akibat perubahan iklim.

Kesimpulannya, meskipun retorika memiliki perannya dalam membangun kesadaran, tindakan konkret adalah kunci untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Kita perlu mendorong kebijakan yang berkelanjutan dan berorientasi pada hasil agar dapat mencapai tujuan jangka panjang dalam melindungi planet kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline