Lihat ke Halaman Asli

Farel azizi Al amudi

Mahasiswa Pre Klinik FKG UNAIR

Menormalisasikan Boikot Produk Pro-Isral, Lebay? Aksi Kemanusiaan?

Diperbarui: 15 Juni 2024   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak akhir tahun 2023, muramnya pergantian tahun nan berat bagi saudara-saudara di negara Palestina. Dengan serangan, pembunuhan, pengeboman, penculikan serta fitnah tiada henti dilontarkan kepada rakyat Palestina dari Israel. Maraknya pemberitaan terkait negara-negara serta organisasi dunia yang mendukung perlakuan Israel terhadap negara Palestina tentu membuat geram Masyarakat dunia yang peduli akan Hak Asasi Manusia yang semestinya didapatkan oleh saudara-saudara di tanah Palestina.

Penyebaran informasi melalui media elektronik sangatlah cepat dan mudah untuk diakses. Mulai dari tiktok, Instagram, google, facebook, semua informasi terbaru bisa kita dapatkan. Akhir-akhir ini banyak suara dan dukungan yang diberikan melalui media sosial seperti penyaluran dana, pemeberian hak suara akan kemerdekaan palestina, penyerbuan media massa kepada israel, dan pemberlakuan boycott. Hal yang perlu digarisbawahi yaitu kegiatan boycott terhadap produk-produk yang terbukti memberikan suara dan dukungan serta dana untuk kegiatan yang dilakukan oleh israel kepada negara Palestina.

Istilah boycott menurut ensiklopedia Indonesia adalah tindakan untuk tidak menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang atau suatu organisasi sebagai wujud protes atau sebagai suatu bentuk pemaksaan. Terkait pengertian ini, boycott yang dilakukan oleh kebanyakan orang di era sekarang karena mereka merasa ter pressure dan teranggap berkhianat terhadap rasa kemanusiaan yang ada. Karena produk yang ter boycott banyak yang sudah menyatakan pengakuannya bahwa mendukung kegiatan israel secara penuh dari hasil produk boycott tersebut.

Tak sedikit orang yang masih secara terang-terangan tidak pedul atau bahkan menghina rakyat palestina, terlebih orang Indonesia sendiri pun sering dijumpai melalui media sosial. Apakah mereka sadar bahwa berapa banyak nyawa tak berdosa yang sudah terenggut kebahagiaan nya oleh kekejian tangan penjajah? Apakah mereka tidak iba banyak anak-anak yang harus kehilangan keluarganya tanpa alasan? Semua pertanyaan ini retorika bagi manusia yang masih mempunyai hati Nurani akan kemanusiaan.

Baru-baru ini Tengah viral di media sosial, terkait sekelompok remaja SMP yang sedang makan di sebuah restoran yang masuk pada salah satu list boycott. Terpampang video bahwa anak-anak tersebut dengan sengaja menghina dan mencela korban-korban di palestina sembari menunjukkan makanan dengan representasi korban yang di maksud. Melihat viralnya video ini, tidak sedikit orang yang menghujat ataupun mengkomentari video tersebut akan kelancangan dan ketidak sopanan dilakukan oleh anak dibawah umur. Yang tidak selayaknya dilakukan hal seperti itu.

Sebagai contoh kasus tersebut, kita bukan hanya menghujat, mencela ataupun menghina orang -orang dengan perlakuan seperti itu, tetapi bagaimana kita berpikir agar keadilan bisa ditegakkan di dunia ini, setidaknya kita juga bisa menyumbangkan satu hal yang bisa dirasakan oleh saudara-saudara di palestina.

Walaupun tidak bisa membantu secara fisik, melalui jalur ekonomi pun bisa kita lakukan dengan cara pemboycott an produk-produk yang secara jelas mendukung israel. Produk-produk tersebut bisa dicari di laman website ataupun sosial media yang menyangkan produk apa yang disarnkan untuk di boycott. Dengan bukan maksud untuk benci terhadap produk tersebut, tetapi membenci akan perlakuan dukungan mereka yang tidak mempunyai rasa malu akan hal itu.

Maka dari itu, kita sebagai saudara semanusia, sudah semestinya kita punya Nurani untuk membantu satu sama lain disaat mereka butuh pertolongan, kita siap untuk membantu. Tanpa melihat, siapa, apa, Dimana, kenapa harus membantu. Ikuti kata hati, lakukan dengan senang hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline