Lihat ke Halaman Asli

Saat Golden Chain Blossom (Bunga Nasional Thailand) Bermekaran

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bunga nasional Thailand; Cassia Fistula/Golden Chain Blossom. Dekat lapangan basket di kampus saya di Hatyai, Thailand

Pohon Golden Chain Blossom di samping kamar saya.

Jika di negara-negara Asia Timur, kayak Jepang dan Korea, saat ini sedang musim semi dengan aneka ragam bunga yang bermekaran di mana-mana, namun tidak dengan negara-negara di Asia Tenggara. Di sini, apapun musimnya, bunga-bunga bermekaran sepanjang tahun. Apalagi di Indonesia, ada musim bunga duren, musim bunga rambutan, musim bunga mangga; belum lagi bunga-bunga yang senantiasa berbunga sepanjang tahun. Bunga bank apalagi.

Di Thailand, musim bunganya juga sama kayak Indonesia. Tapi saya mau menulis tentang salah satu bunga paling terkenal di sini. Terkenal karena bunga ini merupakan bunga nasional negeri yang dipimpin oleh raja Bhumibol Adulyadej. Bunga tersebut adalah Cassia Fistula. Pernah dengar nama tumbuhan/bunga ini sebelumnya? Sebelum ke Thailand, saya juga nggak pernah dengar nama tumbuhan ini. Tahun lalu, fanpage ASEAN Community di facebook mengupload foto tentang nama-nama bunga nasional negara-nagara ASEAN. Sayalihat sambil lalu aja, jadi nggak ngeh sama bunga Cassia Fistula tersebut. Saya baru menyadarinya setelah melihat bentuk bunga ini dari dekat. Wah, ini kan sama kayak bunga yang fotonya saya simpan itu, begitu saya membatin. Untung foto mereka sempat saya save tahun lalu, jadi bisa saya pinjam dan pajang di sini. Sebagai bukti, hihiii…

Bunga nasional negara-negara di ASEAN. Foto: Fanpage ASEAN Community

Bunga ini disebut juga dengan Golden Chain (Rantai Keemasan), karena bunganya yang berwara kuning keemasan serta tumbuh berantai di tangkai-tangkai kecil yang memanjang. Saya sebut Golden Chain Blossom aja deh, kayaknya terdengar lebih indah dan lebih umum dibanding sebutan Cassia Fistula, walau sebenarnya Golden Chain adalah sebutan untuk beragam jenis bunga ini. Ya, Golden Chain Blossom tidak hanya Cassia Fistula ini saja. Ragam Golden Chain Blossom yang terkenal selain Cassia Fistula adalah Laburnum.

Ini Laburnum, mirip dengan Cassia Fistula. Sama tapi tak serupa. Gambarnya saya pinjam di SINI karena di tempat saya, cuma ada Golden Chain Blossom yang jenis Cassia Fistula.

Bandingkan dengan Cassia Fistula;

Golden Chain Blossom jenis Cassia Fistula, yang menjadi bunga nasional Thailand Penampakan dari dekat Golden Chain Blossom jenis Laburnum. Foto: wereyouwondering.com Penampakan dari dekat Golden Chain Blossom jenis Cassia Fistula.

Nah, berbeda, kan? Kelopak Laburnum lebih mirip anggrek menurut saya, sementara kelopak Cassia Fistula mirip Kembang Merak.

Ini Kembang Merak. Mirip, kan, dengan Cassia Fistula? Warnanya sama (ini Kembang Merak versi kuning, selain ada juga yang merah), bentuknya kelopak dan putik bunganya mirip, dan nantinya, buah Golden Chain Blossom Cassia Fistula, juga mirip kayak buah Kembang Merak. Foto: georgiavines.com

Kembali ke topik tentang Golden Chain Blossom. Jadi, yang menyamakan dua jenis Golden Chain Blossom ini adalah bunga-bunganya yang melekat di tangkai yang menjuntai serta warna kuningnya yang keemasan sehingga ketika bunganya bermekaran, terlihat begitu semarak dan cantik. Beberapa waktusaya melakukan perjalanan ke perbatasan Thailand dan Malaysia di daerah Danok (masih wilayah Provinsi Songkhla juga). Di sepanjang jalan, ada banyak sekali pohon Golden Chain Blossom dengan bunga-bunga yang berwarna kuning sehingga menambah semarak jalanan. Kalau melihat semaraknya tanaman ini, saya langsung teringat dengan Cherry Blossom. Bedanya, Cherry Blossom dipenuhi dengan bunga saja, di mana daunnya baru akan nongol setelah bunganya berguguran, sementara pohon ini berbunga dengan tetap ada daunnya, meski bunganya tetap mendominasi.

Coba ya kalau Golden Chain Blossom ini nggak punya daun saat bunganya mekar dan orang Thailand menanamnya kayak orang Jepang tanam pohon Sakura, pasti deh masa-masa bermekarannya Golden Chain Blossom ini gak kalah cetar dan memesona sebagaimana ‘parade’ bunga sakura. Soalnya warnanya itu lho, kuning bangeet.

Apakah pohon ini juga ada di Indonesia? Saya tidak tahu persis. Bisa jadi ada di Indonesia atau di daerah saya, tapi saya belum pernah melihatnya. Iklim dan cuaca di Thailand kan sama kayak di Indonesia, jadi mungkin saja ada di negara kita. Dan ternyata, dalam bahasa Indonesia, nama tanaman ini adalah Tengguli atau Kayu Raja. Disebut Kayu Raja, mungkin karena warnanya kuning. Kuning itu kan warnanya raja. Di Thailand saja, warna kuning adalah warnanya Raja Bumibhol Adulyadej.

Tengguli atau kayu raja (Cassia fistula) adalah tumbuhan di dalam keluarga Fabaceae, anak suku Caesalpinioidea. Berbunga kuning cerah dan indah, tengguli banyak ditanam sebagai pohon hias dan juga tanaman obat tradisional. Tanaman ini tumbuh secara alami di Asia Selatan dan Asia Tenggara, namun kini menyebar luas ke pelbagai negeri tropis. (http://id.wikipedia.org/wiki/Tengguli)

Tengguli atau Kayu Raja atau Golden Chain Blossom ini ada banyak sekali di kampus saya, bahkan di samping kamar saya ada satu pohon. Yang di samping kamar saya, pohonnya agak besar. Mana bunganya lebat lagi. Jadi kalau saya bosan, tinggal duduk saja di balkon kamar dan lihatin tuh bunga sampai puas.

Masih Golden Chain Blossom di samping kamar saya

Pohonnya termasuk jenis pohon tinggi, meski saat pohonnya masih kecil, bunganya tetap bermunculan jika musim berbunga tiba. Tanaman ini mulai berbunga sejak sekitar dua minggu lalu. Sampai tiga hari lalu, bunganya masih segar bugar aja. Saat itu, saya dan teman-teman tak lupa untuk foto-foto dengan latar belakang Golden Chain Blossom. Anggap saja saya sedang berada di bawah pohon Cherry Blossom.

Hari ini, saya lihat bunganya masih tampak semarak dan semerbak aja bergelantungan di cabang-cabang pohonnya. Lumayan lama juga bunga ini bertahan. Meskipun satu persatu kelopak bunga mulai berguguran. Semoga nanti saat buahnya mulai bermunculan, aku bisa memotretnya lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline