Dalam artikel sebelumnya, saya membahas mengenai Noah sebagai band paling populer bahkan dapat dikatakan "terbaik" di Indonesia. Dengan berbagai karya yang tercipta dari sekumpulan para musisi jenius tersebut, Noah membawa warna yang berbeda dalam belantika musik Indonesia. Tiap-tiap album yang Noah keluarkan selalu memiliki karakteristik dan nuansa baru dibanding album yang sebelumnya. Tak terkecuali Album "Suara Lainnya".
Mungkin tak banyak yang tahu mengenai album Suara Lainnya ini, karena memang album ini diproduksi ketika Ariel, sang vokal masih mendekam di penjara. Suara Lainnya adalah sebuah album instrumental yang berisi 11 lagu, 9 diantaranya adalah lagu instrumental tanpa vokal, dan hanya dua diantaranya yang memiliki lirik vokal. Produksi album dilakukan dari tahun 2011 hingga 2012, dan dirilis pada 29 Mei 2012, dua bulan sebelum Ariel keluar dari penjara.
Album ini dirilis berbarengan dengan buku "Kisah Lainnya", sebuah buku yang menceritakan perjalanan peterpan dari awal terbentuk, mengalami dinamika yang begitu hebat, hingga mencapai titik akhir nama mereka sebagai peterpan. Dalam album ini, nama peterpan sudah tidak dipakai lagi, namun nama Noah juga belum menjadi nama resmi band tersebut, sehingga mereka memilih untuk menggunakan nama masing-masing personel. Ariel, Uki, Lukman, Reza, David.
Sebagai sebuah album instrumental, album ini memiliki keunikan bermusik yang tidak ada dalam karya lainnya. 10 lagu yang mereka bawakan sebenarnya adalah aransemen ulang dari era peterpan seperti, Diatas Normal, Cobalah Mengerti, Kota Mati, Sahabat, Walau Habis Terang, Dibelakangku, Melawan Dunia, Langit Tak Mendengar, Taman Langit, dan Bintang di Surga. Serta tambahan satu lagu baru yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Ariel dalam penjara berjudul "Dara".
Tak seperti karya lain dari Noah/peterpan yang umumnya bergenre pop atau alternative rock, genre musik yang mereka gubah di Suara Lainnya memiliki nuansa yang berbeda tiap lagunya.
Lagu cobalah mengerti yang posisi vokalnya dilantunkan oleh Momo Geisha memiliki nuansa yang mendayu-dayu, lembut, dan tenang namun tetap megah. Instrumen yang digunakan dalam cobalah mengerti adalah perpaduan antara piano dari David dan alunan biola yang dimainkan oleh Henri Lamiri. Pembawaan dalam aransemen ulang ini sangat berbeda dengan versi asli dari peterpan yang dibawakan dengan genre rock yang keras, cadas, cepat, dan penuh distorsi.
Lagu "Walau Habis Terang" dan "Langit Tak Mendengar" diaransemen ulang dengan nuansa jazz yang kental. Permainan piano dari David mendominasi di dua lagu ini. Gitar melodis yang dimainkan oleh Lukman mengisi komposisi lagu dengan harmonis, namun tetap memiliki dinamika yang unik layaknya musik jazz. Gebukan perkusi yang lembut dan bertempo lambat dibunyikan dengan apik mengikuti pola lagu.
Kemudian mayoritas dari lagu dari album ini yaitu Diatas Normal, Kota Mati, Melawan Dunia, Taman Langit, dan Bintang Di Surga memiliki genre orkestra klasik yang megah, mewah, dan harmonis layaknya musik-musik klasik Eropa.
Di lagu-lagu tersebut juga terjadi perubahan dan penekanan nuansa untuk menguatkan karakteristik khas dari tiap lagu. Misalnya saja adalah Lagu "Diatas Normal" menekankan unsur ceria yang dibangun melalui alunan instrumen yang bertempo cepat dan meriah, berbanding terbalik dengan makna lirik aslinya yang sebenarnya jauh dari kata ceria.
Lalu untuk lagu "Taman Langit" kini berubah suasananya dalam aransemen kali ini. Dalam versi peterpan yang rilis pada 2003, lagu "Taman Langit" sebenarnya memiliki suasana yang asik, bahagia, dan bebas sesuai dengan makna dari lirik lagunya. Namun dalam album "Suara Lainnya" berubah 180 derajat menjadi musik yang sedih, bahkan mencekam.
Hal yang cukup unik ditemukan dalam dua lagu lainnya yaitu "Sahabat" dan "Di Belakangku". Di kedua lagu tersebut, Noah menggaet Karinding Attack, sebuah band asal Bandung yang terkenal karena instrumen utama mereka, Karinding.