Lihat ke Halaman Asli

Fardan Mubtasir

Human, Culture, and Society

Sistem Pfand, Salah Satu Cara dalam Mengatasi Sampah Botol Plastik

Diperbarui: 16 Oktober 2024   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sistem Pfand. sumber: pixabay.com

Kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini membawa sejumlah perubahan yang begitu signifikan dan terbukti telah melahirkan berbagai inovasi-inovasi yang dapat memberikan alternatif solusi (problem solving) yang lebih efektif sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Penanganan sampah plastik pun tak luput dari adanya peran teknologi dalam mengatasi persoalan sampah plastik. 

Sampah plastik di era globalisasi menjadi masalah bagi lingkungan yang sukar dikendalikan. Keberadaan sampah plastik semakin meningkat seiring dengan adanya kehidupan modernitas masyarakat yang membuat penggunaan plastik tak dapat terkontrol, terlebih lagi pemakaian produk plastik tidak disertai dengan manajemen pengelolaan sampah yang prosedural.

Penggunaan botol plastik di era globalisasi kian bertambah di kalangan masyarakat, akibatnya kondisi ini menjadi sumber bencana terhadap residu lingkungan.

Oleh karena itu, sampah botol plastik dapat menjadi penyumbang bencana banjir, merusak ekosistem, menyebabkan pencemaran udara, serta timbulnya berbagai macam penyakit. 

Fenomena tersebut menunjukkan adanya kontradiksi antara pemakaian produk botol plastik dengan penanganan sampah botol plastik yang tidak dapat dikelola secara maksimal. Intervensi inovasi dan teknologi sangatlah penting sebagai penunjang dalam penanganan sampah plastik kemasan botol yang nampak berserakan di lingkungan masyarakat.

Selama ini, botol plastik yang dikenal "merusak lingkungan" ternyata dapat ditangani secara terintegrasi dan mungkin memiliki siklus pemakaian yang panjang apabila dibarengi dengan berkembangnya industri daur ulang sampah botol plastik, misalnya dengan dibuatkannya Sistem Deposit Botol (Pfandflasche) yang serupa seperti di Jerman. 

Masyarakat Indonesia rupanya masih banyak yang salah kaprah perihal minuman dalam kemasan botol plastik yang seringkali dinilai tidak berharga, bahkan menjadi sesuatu yang lazim melihat pemandangan tumpukan sampah botol plastik di sepanjang area tepi laut ataupun di sungai-sungai hingga kemudian berakhir di lautan.

Kondisinya berbeda dengan di Jerman, saat membeli minuman kemasan, masyarakat dapat menyetorkan botol ke mesin Pfand tersebut, kemudian akan keluar struk dengan nilai berdasarkan jumlah botol yang ditukar. Struk tersebut dapat digunakan sebagai alat pembayaran di semua pasar swalayan atau bisa juga diuangkan. 

Jerman merupakan salah satu dari sekian banyak negara yang berhasil memerangi timbunan sampah dengan menerapkan sistem daur ulang secara berkelanjutan.

Dalam hal ini, pemerintah Jerman telah menyusun berbagai kebijakan dan ketentuan untuk mendorong para produsen minuman agar dapat menyuplai produk mereka dalam wadah yang dapat digunakan kembali, baik plastik maupun botol kaca yang dapat diisi ulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline