Lihat ke Halaman Asli

Fara Zahra

Mahasiswa

Strategi Penanggulangan Banjir Rob di Pekalongan: Kebijakan dan Implementasi

Diperbarui: 16 Desember 2024   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Isu banjir rob di Pekalongan telah menjadi masalah serius yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat setempat. Dampaknya tidak hanya melibatkan kerusakan infrastruktur dan harta benda, tetapi juga menyebabkan korban jiwa dan trauma psikologis bagi warga. Sistem drainase yang kurang efektif serta puncak musim hujan yang intens membuat daerah-daerah pinggiran semakin rentan terhadap banjir. Selain itu, kondisi lingkungan yang sudah rusak akibat aktivitas manusia seperti berkurangnya lahan luas dan polusi air sungai juga meningkatkan risiko banjir. Semua faktor ini menunjukkan bahwa permasalahan banjir di Pekalongan masih jauh dari kata selesai dan memerlukan intervensi serius untuk mengatasinya.
Respon komunitas lokal terhadap banjir rob sangat penting karena mereka adalah sumber daya utama dalam proses penanggulangan. Masyarakat Pekalongan telah menunjukkan kemampuan adaptasi luar biasa dengan cara tradisional seperti pembukaan saluran air alami atau penggunaan sistem irigasi yang lebih baik. Namun, upaya ini harus didukung oleh kebijakan publik yang lebih kuat agar bisa diterapkan secara luas. Hal ini termasuk investasi pada teknologi canggih untuk monitoring cuaca dan prediksi banjir, serta pelaksanaan program edukasi tentang perilaku hidrologi yang aman. Selain dukungan komunitas lokal, pemerintah juga m memiliki tanggung jawab besar dalam mengatasi
banjir rob di Pekalongan. Strategi penanggulangan yang efektif haruslah multiaspek, mulai dari rencana master perkotaan yang direvisi untuk mengurangi zona rawan banjir, sampai kepada implementasi proyek-
proyek konstruksi yang bertujuan meningkatkan kapasitas drainase. Perlu adanya koordinasi antara lembaga-lembaga terkait seperti Badan Meteorologi, Kementrian PU (Publik Utama), dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk memberikan respons cepat dan tepat waktu saat bencana datang.
Penelitian akademis pun merupakan salah satu elemen penting dalam strategi penanggulangan banjir rob di Pekalongan. Melalui analisis data historis dan survei lapangan, para ahli dapat membantu identifikasi titik-titik tertinggi risiko banjir dan merancang solusi yang spesifik. Contohnya, studi geofisika dapat membantu pemetaan struktur tanah dasar sehingga lokasi-lokasi yang paling rentan dapat diprediksi dengan
lebih akurat. Dengan demikian, kita dapat merealisasikan suatu ekosistem yang lebih stabil dan siap menghadapi ancaman-ancaman masa depan. Oleh karena itu, integrasi multidisiplinari antara ilmuwan, praktisi, dan masyarakat akan menjadi kunci dalam menciptakan Pekalongan yang lebih resilien terhadap bencana alam.

Penanggulangan banjir rob di Pekalongan menjadi isu penting karena dampaknya yang signifikan
terhadap masyarakat. Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2017 dan Roadmap Penanganan Rob, yang bertujuan untuk mengatasi masalah ini secara terstruktur dan terencana. Kebijakan tersebut mencakup langkah-langkah konkret untuk meningkatkan infrastruktur dan sistem drainase di daerah rawan banjir.
Pemerintah Kota Pekalongan sudah mulai mengimplementasikan beberapa kebijakan untuk
mengatasi banjir rob. Salah satunya adalah pembangunan tanggul laut dan normalisasi sungai. Tanggul laut dibangun untuk menahan air laut agar tidak masuk ke daratan, sementara normalisasi sungai bertujuan untuk memperlancar aliran air, mengurangi genangan, dan meminimalisir dampak banjir.
Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi frekuensi dan dampak dari banjir rob yang sering
mengganggu kehidupan masyarakat Pekalongan. Selain itu, pemerintah juga mulai mendorong
penerapan sistem drainase yang lebih baik untuk mencegah genangan air. Implementasi kebijakan ini melibatkan berbagai tahap, mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Namun, tantangan dalam pelaksanaannya masih ada, termasuk keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia yang terampil. 

Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah juga diperlukan untuk mempercepat pelaksanaan program-program yang telah direncanakan. Masyarakat juga sering kali kurang terlibat dalam program-program mitigasi, padahal partisipasi
aktif mereka sangat penting untuk keberhasilan strategi penanggulangan. Misalnya, masyarakat perlu lebih sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah sembarangan, yang dapat memperburuk kondisi drainase. Pentingnya partisipasi masyarakat dalam keberhasilan penanggulangan banjir rob. Sosialisasi mengenai regulasi dan masterplan drainase perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan mereka. Dengan dukungan masyarakat, diharapkan upaya penanggulangan banjir rob dapat berjalan lebih efektif. Untuk meningkatkan efektivitas strategi penanggulangan banjir rob, perlu ada kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah bisa mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk memantau kondisi air laut dan cuaca secara real-time, serta menginformasikan masyarakat secara lebih efektif. Selain itu, program edukasi mengenai pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim dan tindakan pencegahan banjir rob perlu digencarkan, agar masyarakat lebih siap menghadapi potensi bencana. Dengan demikian, upaya penanggulangan banjir rob di Pekalongan tidak hanya bergantung pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mitigasi bencana.

Strategi penanggulangan banjir rob di Pekalongan memerlukan pendekatan komprehensif yang
melibatkan kebijakan yang matang dan implementasi yang konsisten. Pemerintah telah merumuskanberbagai kebijakan seperti pembangunan tanggul laut, perbaikan sistem drainase, dan peningkatan tata kelola wilayah pesisir. Namun, keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada partisipasi masyarakat,alokasi anggaran yang memadai, dan koordinasi antar-pemangku kepentingan.

Selain itu, diperlukan integrasi antara pendekatan struktural seperti infrastruktur fisik dan non-struktural seperti edukasi masyarakat dan penegakan regulasi. Implementasi yang berkelanjutan serta evaluasi berkala sangat penting untuk memastikan dampak positif dalam jangka panjang. Dengan langkah yang terpadu, Pekalongan dapat memitigasi dampak banjir rob dan meningkatkan ketahanan wilayah terhadap perubahan iklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline