Lihat ke Halaman Asli

PPKM Diperpanjang "Pariwisata Memprihatinkan"

Diperbarui: 19 April 2021   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 PPKM Kembali di Perpanjang " Pariwisata Memprihantikan "

Setahun sudah Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia. Apabila pandemi ini terus berlangsung, maka banyak masyarakat yang akan terkena dampaknya. Salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat yaitu kebijakan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) berskala mikro yang diterapkan di berbagai daerah  termasuk Jawa Tengah. PPKM yaitu pembatasan warga dalam melakukan aktifitas di luar rumah. PPKM berskala mikro yang ditetapkan dari bulan Januari 2021 kembali diperpanjang dari tanggal 23 Maret 2021 hingga 5 April 2021. Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto melalui konferensi pers yang disiarkan di Youtube Perekonomian RI, Sabtu (19/3).

Kebijakan ini diperpanjang karena sejumlah daerah masih memiliki risiko tinggi dalam peningkatan kasus Covid-19 yang menimbulkan kenaikan yang sangat tajam. Tujuan lain diberlakukannya PPKM yaitu untuk menekan kasus positif Covid-19, melandaikan kurva penyebaran Covid-19, serta tidak menjadi klaster baru. Selain adanya perpanjangan waktu, pemerintah juga memperluas jangkauan PPKM di lima daerah lainnya. Yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Dampak PPKM 

Kebijakan PPKM di Jawa Tengah sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Banyak sektor yang terkena dampak dari PPKM, salah satu sektor yang berpengaruh dalam kebijakan ini yaitu Pariwisata. Saat awal pandemi, banyak tempat pariwisata yang tutup sementara waktu untuk mencegah penularan virus Corona. Setelah beberapa bulan, tempat wisata sudah mulai dibuka kembali agar perekonomian mayarakat kembali normal seperti sebelumnya. Walaupun begitu, masih banyak masyarakat yang membatasi diri dan tetap di rumah agar terhindar dari virus Corona.

Setelah beberapa bulan berlalu, banyak masyarakat yang mulai berpariwisata untuk menghilangkan kejenuhan dan kekhawatiran dari pandemi Covid-19. Masyarakat mulai meluangkan waktunya untuk singgah sejenak menikmati keindahan wisata di berbagai daerah.  Hal tersebut sempat  membuat perekonomian warga kembali normal.  Saat sektor wisata mulai normal seperti semula, banyak masyarakat yang sudah lupa dengan adanya pandemi Covid-19. Masyarakat seperti mengabaikan protokol kesehatan seperti tidak menggunakan masker,berkerumun,dan tidak menjaga jarak di tempat wisata. Mengetahui hal tersebut, pemerintah bergerak cepat dengan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat untuk dapat menurunkan penularan virus corona. Semula sektor wisata yang buka sampai malam, kini diwajibkan untuk tutup sore hari. Jika ada tempat wisata yang melanggar peraturan, pemerintah akan memberikan sanksi sesuai dengan yang sudah ditetapkan.

Strategi

           Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang kembali diperpanjang membuat masyarakat yang bergerak di sektor Pariwisata mengalami kerugian yaitu kurangnya pengunjung yang berwisata. Pembatasan jam saat berpariwisata membuat masyarakat menjadi dibatasi,dan menyebabkan penurunan wisatawan di berbagai daerah di Jawa Tengah. Solusi yang bisa dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berwisata kembali dengan nyaman dan aman yaitu dengan diperlukan inovasi terbaru yang dikenal dengan skrining Covid-19.

Inovasi tersebut dapat disediakan di tempat wisata. Sebelum berwisata, diharapkan wisatawan melakukan tes GeNose C19. Tes GeNose C19 dapat mendeteksi keberadaan Covid-19 dengan cepat. GeNose C19 (Gadjah Mada Electronic Nose) bekerja dengan menghembuskan nafas untuk mendeteksi infeksi Covid-19 dalam tubuh. Alat ini memberikan akurasi 95-97 persen dan terbukti keunggulannya. Hasil pemeriksaan dari GeNose C19 hanya memerlukan waktu kurang dari tiga menit untuk memberikan hasil negatif atau positif Covid-19. Dengan adanya alat ini, diharapkan masyarakat dapat nyaman dan aman sebelum berwisata.

Selain itu, kini banyak tempat wisata yang menyediakan virtual traveling agar masyarakat tetap dapat berwisata secara virtual dari rumah masing-masing. Dengan kecanggihan teknologi kini virtual traveling menjadi tren di kalangan penikmat wisata disaat pandemi seperti ini. Hal tersebut sangat menarik karena dapat menarik minat wisatawan untuk tetap dapat berwisata di rumah sesuai dengan kebutuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline