Tari Saman menjadi salah satu bentuk dari implementasi kegiatan diplomasi budaya yang diciptakan oleh orang Indonesia hingga dianggap mampu menciptakan daya tarik positif bagi masyarakat nasional maupun internasional. Daya tarik internasional ini juga sampai berpengaruh pada daya tarik UNESCO yang menganggap bahwa tari Saman layak diakui sebagai salah satu seni Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang tentu saja menjadi hak milik Indonesia. Melalui diplomasi budaya yang dilakukan oleh Indonesia, Tari Saman dikenal dan mampu bersaing sebagai salah satu budaya asli Indonesia di mata Internasional.
Upaya pengembangan soft power Indonesia yang lebih mengedepankan budaya dan kebijakan luar negeri menjadi kekuatan utama dalam menarik simpati dan kepercayaan masyarakat internasional. Budaya dapat didefinisikan sebagai bagian eksplanasi dari ingatan dan makna yang ada dalam diri umat manusia dan tidak hanya sekedar dalam kata-kata yang diungkapkan.
Budaya mempengaruhi nilai-nilai manusia, bahkan sikap dan perilaku. Aktor budaya itu sendiri adalah manusia, karena setiap tindakan yang dilakukan oleh laki-laki selalu berada dalam lingkup budaya. Kemampuan budaya yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu atau masyarakat tidak menutup kemungkinan adanya budaya yang juga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku suatu negara.
Pengembangan komunikasi lintas budaya melalui tari Saman mencerminkan upaya yang dilakukan oleh Indonesia untuk merangkul dunia. Tari Saman merupakan salah satu cara diplomasi budaya lintas negara yang sangat efektif bagi Indonesia untuk bisa mendapatkan jati diri nasionalnya. Penggunaan media massa secara strategis di bidang komunikasi memberikan banyak keuntungan bagi pengembangan soft power yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia melalui pertunjukan tari Saman di luar negeri.
Pertunjukan tari Saman yang paling banyak mendapatkan perhatian dunia ini salah satunya yaitu Saman Summit atau KTT Saman tahun 2012 yang diselenggarakan oleh Indonesia dan merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam melestarikan tari Saman. Hal ini juga yang menjadi alasan pemerintah Indonesia untuk mendaftarkan budaya Tari Saman sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) asli Indonesia yang tidak hanya menginginkan adanya pengakuan Tari Saman dari UNESCO sendiri, tapi juga untuk mencegah adanya ancaman Tari Saman hingga menjadi salah satu tarian Indonesia yang akan punah.
Setelah diakui oleh UNESCO dan masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) asli Indonesia, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Film dan Seni menyelenggarakan The Saman Summit pada tanggal 14 hingga 16 Desember 2012.
Acara berlangsung di lapangan Museum Fatahillah Jakarta yang merupakan agenda pertama yang diselenggarakan dan disebut sebagai bentuk penghargaan untuk tari Saman Gayo yang pada tanggal 24 November 2011 telah masuk ke dalam daftar warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO.
Kegiatan Saman Summit 2012 dibagi menjadi tiga bentuk, mulai dari seminar, pameran dan pertunjukan. Seminar terdiri dari dua keynote speaker dan empat diskusi panel mengenai isu seni, mulai dari tari Saman Gayo hingga kesenian lainnya yang juga ditampilkan dalam kegiatan Saman Sum
mit.
Berdasarkan tiga rangkaian acara yang sudah disusun, diharapkan banyak manfaat yang dapat diambil tiga utamanya yaitu kenikmatan terhadap pertunjukan kesenian yang terjalin oleh Saman sebagai tari-musik yang berkembang dalam komunitas Muslim, diskursus artikulatif atau kajian analitis tari Saman beserta kesenian lain yang terkait, baik dari aspek teknis (gerak, musik, sastra) maupun konteks sosial-budaya dan sejarah serta apresiasi ekspresif, visual-auditif, melalui rekaman video dan jepretan foto dalam rentang ruang yang relatif luas.
Saman Summit merupakan ajang menjaga berbagai keragaman budaya yang ada di Indonesia dan memastikan bahwa tari Saman Gayo tetap terjaga keasliannya karena berhadapan dengan esensi budaya yang memperhatikan bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan.