Lihat ke Halaman Asli

Farah RihhadatulAisy

Universitas Jendral Soedirman

Let's Find Out How The Six Sigma Method Can Give a Benefit For Our Company!

Diperbarui: 29 Mei 2022   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam persaingan, kualitas dijadikan sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan serta dijadikan sebagai pembeda dengan produk yang sudah ada maupun produk dari kompetitor di bidang usaha yang sama. Dalam mempertahankan keunggulan kompetitif di lingkungan bisnis, peranan perusahaan untuk mengerti mengenai aspek pembeda dari produk pesaing diperlukan karena menjadi pertimbangan pembelian oleh konsumen.

Perusahaan memerlukan suatu hal yang bertujuan untuk dijadikan sebagai ciri khas dari produk perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai keunggulan bersaing dan hal pembeda tersebut ialah kualitas. Kualitas dapat diartikan sebagai sebuah hal yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijadikan sebagai ciri khas dari suatu produk.

Dalam menghasilkan produk berkualitas sesuai dengan proses produksi yang berlaku di perusahaan terkadang terjadi beberapa hal yang tidak sesuai dan menjadi penghambat dalam proses produksi. Dengan adanya kecacatan produk, upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketidaksesuaian dalam proses produksi adalah dengan melakukan pengendalian kualitas. Ada banyak metode yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan pengendalian kualitas, salah satunya adalah dengan melalui metode Six Sigma dan juga 7 new and old Quality Tools.

Analisis New Seven Tools dalam menyelesaikan masalah pada Total Quality Management akan mengarahkan terjadinya perbaikan melalui PDCA (plan, do, check, action) sehingga jumlah kecacatan utama dari ketidaksesuaian produk dapat diatasi. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Suci, Nasution, dan Rizki (2017) dimana analisis metode Seven New Quality Tools dan metode DMAIC Six Sigma pada penerapan pengendalian kualitas produk roti diutamakan untuk melakukan perbaikan pada faktor manusia atau operator. Pengendalian kualitas dengan menggunakan P control chart sebagai salah satu jenis dari 7 quality tools juga dapat mendeteksi kecacatan yang terjadi.

Rahasia yang perlu kita ketahui adalah bahwa suatu perusahaan juga dapat melakukan pengendalian kualitas dengan mengkombinasikan Penerapan six sigma dengan beberapa quality tools, seperti mengkombinasikan control chart, histogram dan Six Sigma (Nemavhola & Ramdass, 2017), Pareto Diagram, benchmark dan DMAIC (Takao, Woldt & Bento, 2017; Ambar & Bernik, 2018).

Misalnya, untuk mengurangi kecacatan yang terjadi pada proses produksi, Suatu perusahaan mengombinasikan 7 old dan 7 new tools dalam metode Six Sigma. Sehingga diharapkan melalui cara ini perusahaan dapat melakukan pengendalian kualitas tersebut yang bertujuan untuk mengurangi kecacatan yang terjadi dan dapat memenuhi standar minimal kecacatan yang diharapkan oleh perusahaan. Pengendalian kualitas dalam 7 old dan 7 new tools dalam metode Six Sigma dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yang pertama Define, Pada tahap ini alat statistik yang digunakan untuk mengetahui jenis dan jumlah kecacatan produk menggunakan Diagram Pareto. Tahap kedua, Measure, Pada tahapan ini menggunakan control chart untuk mengetahui pengendalian kualitas pada objek penelitian sudah terkendali atau belum. Tahap ketiga, Analyze, Penggunaan fishbone diagram membantu dalam melakukan pencarian penyebab kecacatan produk, faktor penyebabnya berdasarkan faktor manusia, mesin, bahan baku, metode, serta lingkungan. Tahap keempat, Improve, Pada tahap ini menggunakan new 7 tools yaitu Program Decision Process Chart (PDPC). Penggunaan PDPC memetakan beberapa solusi yang diberikan dan untuk mengetahui apakah solusi dapat diterima dan dilaksanakan perusahaan. Tahap kelima, Control, Proses pengontrolan kualitas dapat dilakukan dengan melampirkan proses produksi serta penanggung jawab pada proses produksi yang sedang berlangsung.

Dalam hal ini, Penggunaan new and old 7 tools dengan mengkombinasikan DMAIC pada Six Sigma sebaiknya dilakukan oleh perusahaan karena metode ini sangat terstruktur dalam pelaksanaan pengendalian kualitasnya sehingga sangat memungkinkan dapat diterapkan pada suatu perusahaan. Demikian pula kita haruslah mengetahui jenis kecacatan dimana hal ini merupakan langkah awal untuk dapat melakukan pengendalian kualitas, data mengenai jumlah dan jenis kecacatan yang terjadi pada proses produksi perusahaan. Disisi lain, Penggunaan kombinasi alat bantu new & old 7 tools pada tahapan Six Sigma untuk mengurangi jumlah kecacatan disesuaikan dengan kegunaan alat bantu, diagram pareto, control P-chart, penggunaan fishbone diagram, process decision program chart untuk pemetaan solusi yang dapat dilakukan serta disesuaikan dengan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan usulan perbaikan tersebut dan untuk tahap pengawasan menggunakan perhitungan nilai DPMO yang membandingkan nilai sebelum dan sesudah usulan perbaikan serta menggunakan flowchart untuk mengetahui proses produksi yang memerlukan pengawasan dalam mengurangi jumlah kecacatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode 7 tools yang dikombinasikan dengan six-sigma ini akan memiliki manfaat bagi perusahaan kaitannya dengan pengendalian kualitas apabila diterapkan secara bertahap untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengendalian kualitas produk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline