Lihat ke Halaman Asli

Farah Nur

Pelajar

Pendekatan Dakwah dalan Al-Qur'an

Diperbarui: 4 Juni 2024   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendekatan Dakwah dalan Al-Qur'an

Oleh: Syamsul Yakin dan Farah Nur Amelia Sabina

Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendekatan adalah suatu sudut pandang atau cara memandang sesuatu. Pendekatan dakwah merupakan cara pandang yang menggunakan dakwah sebagai alat pandang. Pendekatan dakwah ada dua yakni sosial dan budaya.

Dalam sudut pandang, pendekatan sosial merupakan dakwah dengan memperhatikan pada dua hal yakni jalinan komunikasi, serta partisipasi masyarakat dengan memahamu realitas sosial berbeda (suku, bangsa, bahasa, dan kelas sosial). Sedangkan dalam sudut pandang pendekatan budaya merupakan berdakwah dengan memperhatikan beberapa hal yakni, norma, nilai, dan keyakinan. Coral serta keyakinan yang beragam dalam masyarakat membutuhkan strategi serta metode dakwah yang berbeda.

Pendekatan dakwah secara sosial maupun budaya tampak jelas digambarkan dalam Al-Qur'an dalam ayat, "Hai manusia, sungguh Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dam seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantar kamu" (QS. Al-Hujurat/49:13).

Seperti halnya Al-Qur'an, realitas antara sosial dan budaya juga menunjukkan manusia berdiri dari laki-laki juga perempuan yang berasal dari Adam dan Hawa. Manusia juga berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Bangsa bagi pengarang kitab Tafsir Jalalain diartikan sebagai tingkat keturunan yang paling tinggi. Sementara kedudukan suku berada dibawah bangsa. Suku dalam bahasa Arab disebut sebagai khabilah.

Untuk mengikat keserasian sosial diantara bangsa dan suku yang berbeda, Nabi ngejarkan "Pelajarilah nasab-nasab kalian untuk mempererat silaturahmi (hubungan keluarga) kalian. Sesungguhnya silaturahmi itu menanamkan rasa cinta kepada keluarga, memperbanyak harta, dan memperpanjang usia" (HR. Turmudzi). Hadits ini terdapat dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir. 

Manusia diciptakan berbeda-beda memilki tujuan agar saling mengenal atau ta'aruf. Dalam konteks ini, dakwah memiliki peran penting untuk membentuk manusia dari ta'aruf menjadi tafahum (saling memahami satu sama lain), tadhmun (memilki solidaritas), hingga tafakul (memiliki keinginan untuk saling menanggung beban bersama). Inilah cara kerja pendekatan dakwah.

Selain itu, tujuan tertinggi dari pendekatan dakwah adalah menghantarkan umat manusia untuk bertakwa kepada Allah. "Sesungguhnya orang yang paling mukia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa" (QS. Al-Hujurat/49:13). Jadi bukan karena keturunan maupun kedudukan. Nabi menegaskan, "Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa kalian, tetapi Dia memandang kepada hati dan amal perbuatan kalian" (HR. Muslim)

Terkait hal ini, Allah memerintahkan "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya. Lalu dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak" (QS. An-nisaa/4:1). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline