Lihat ke Halaman Asli

Farah Najwa

Mahasiswa komunikasi

Tindak Asusila dalam Keluarga: Kejamnya Realitas yang Menyentak Hati

Diperbarui: 8 Januari 2024   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tindak asusila yang terjadi di dalam lingkup keluarga merupakan salah satu masalah sosial yang merusak dan mendalam. Meskipun keluarga dianggap sebagai tempat yang seharusnya memberikan perlindungan dan kasih sayang, namun kenyataannya, ada kasus-kasus di mana tindakan asusila terjadi di dalamnya. Artikel ini akan membahas dengan rinci tentang fenomena ini, menyelami penyebab, dampak, serta upaya pencegahan dan penanganannya.

Tindak asusila dalam keluarga melibatkan segala bentuk perilaku tidak senonoh, pelecehan fisik, emosional, atau seksual yang terjadi di antara anggota keluarga sendiri. Ini bisa melibatkan orang tua terhadap anak, saudara terhadap saudara, atau bahkan bentuk kekerasan antar pasangan.

Penyebab Tindak Asusila dalam Keluarga

a. Ketidakseimbangan Kekuasaan: Tindakan ini sering kali muncul dari ketidakseimbangan kekuasaan di dalam keluarga, di mana satu anggota keluarga mengeksploitasi posisinya untuk mendominasi yang lain.

b. Masalah Mental dan Emosional: Beberapa pelaku tindak asusila mungkin mengalami masalah mental atau emosional yang tidak tertangani dengan baik, yang kemudian diekspresikan melalui perilaku kasar atau merugikan anggota keluarga lainnya.

c. Faktor Lingkungan: Lingkungan yang tidak mendukung dan kekerasan dalam masyarakat dapat memengaruhi perilaku keluarga, menciptakan atmosfer yang memicu tindak asusila.

Dampak Tindak Asusila
a. Trauma Psikologis: Korban tindak asusila sering mengalami trauma psikologis yang mendalam, mempengaruhi kesehatan mental dan emosional mereka hingga jangka panjang.

b. Rusaknya Hubungan Keluarga: Tindak asusila dapat merusak ikatan keluarga dan menciptakan rasa tidak aman di antara anggota keluarga.

c. Siklus Kekerasan: Anak-anak yang menjadi saksi atau korban tindak asusila memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi pelaku atau korban kekerasan di kemudian hari.

Tindakan Pencegahan dan Perlindungan

a. Komunikasi Terbuka: Membangun komunikasi yang terbuka menjadi landasan untuk mencegah tindak asusila. Setiap anggota keluarga harus merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline