Lihat ke Halaman Asli

Farah Nabilah

Mahasiswa

Industri Kelapa Sawit dalam Ketidakpastian Global, Mampukah Bertahan?

Diperbarui: 27 Mei 2023   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di era global yang penuh dengan ketidakpastian, organisasi perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dan mempertahankan kontinuitas untuk tetap eksis di pasar. Salah satu faktor yang dapat membantu organisasi untuk dapat mengatasi tantangan tersebut adalah budaya korporat yang kuat dan berfungsi sebagai pemandu perilaku dan nilai dalam perusahaan. 

Budaya korpirat adalah suatu sistem yang merupakan bagian dari kepercayaan (belief) dan nilai-nilai (values) yang dapat membentuk dan menunjukkan perilaku para anggotanya. Dengan memiliki budaya korporat yang baik dan tertanam di dalam tiap diri elemen perusahaan, perusahaan atau organisasi akan dapat mampu memiliki daya saing yang kuat di era global yang penuh dengan ketidakpastian ini. Daya saing tersebut dapat berupa produk, jasa atau sumber daya manusia (Bangun, 2008: 38).

Pada tahun 2022, ketidakpastian menghantui perekonomian dunia, tidak terkecuali Indonesia sebagai salah satu negara dengan PDB terbsar di dunia dengan nilai US$1.29 triliun (Mutia, 2022). Ketidakpastian ini selain disebabkan karena pandemi Covid-19, terjadinya konflik Rusia-Ukraina juga memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian global karena keduanya merupakan produsen utama beberapa komoditas energi yang sangat dibutuhkan oleh dunia. Selain sektor energi, sektor industri kelapa sawit juga mengalami ketidakpastian global. 

Oil World memprediksi produksi minyak kelapa sawit global tumbuh sebesar 2.9 juta ton dengan total 80.2 juta ton pada periode Oktober 2022/September 2023. Walaupun demikian, diperkirakan bahwa rasio persediaan terhadap penggunaan minyak kelapa sawit akan mencapai 20,0% pada periode 2022/2023, yang artinya sedikit lebih rendah dibandingkan periode 2021/2022 yang sebesar 20,4%. Namun, angka tersebut masih jauh lebih tinggi dari rata-rata setiap lima tahun, yaitu 18,7% (InfoSAWIT, 2023).

Laporan terbaru dari Riset Maybank Investment Bank (Maybank IB), memperkirakan bahwa sektor perkebunan akan menghadapi prospek yang kurang baik tahun ini karena masih adanya ketidakpastian dan tantangan, salah satunya adanya fenomena cuaca La Nina yang telah terjadi selama tiga tahun berturut-turut. La Nina adalah fenomena berskala global yang menyebabkan kenaikan intensitas curah hujan (Fitria & Pratama, 2013: 66). 

Dengan curah hujan yang tinggi, produksi kelapa sawit dan harga kelapa sawit di pasar menjadi terganggu. Hal ini disebabkan karena produksi kelapa sawit bergantung pada intensitas curah hujan karena jika curah hujan tinggi, maka dapat menghambat penyerbukan bunga oleh serangga dan buah busuk di pohon, yang menyebabkan produksi tandan buah segar (TBS) bernilai rendah (Simanjuntak et al., 2024: 1149).

Lalu, bagaimana sebuah perusahaan (PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk.) menghadapi ketidakpastian global ini???

PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SMSS) merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan minyak kelapa sawit yang memiliki misi untuk mewujudkan potensi penuh dari minyak kelapa sawit. SMSS didirikan pada 22 November 1995 berdasarkanAkta Notaris No. 51 dan mulai beroperasi penuh pada tahun 2005. SMSS berlokasi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Indonesia dan memiliki 23 perkebunan kelapa sawit dan 8 pabrik kelapa sawit (PKS). Visi perusahaan adalah untuk menjadi perusahaan perkebunan kelas dunia dengan misi untuk memaksimalkan potensi kelapa sawit. Motivasi perusahaan adalah keyakinan bahwa kelapa sawit merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati di masa depan, mempercepat pembangunan nasional, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan. Guna mencapai tujuan tersebut, SMSS mengelola seluruh perkebunan dan pabrik dengan praktik terbaik di industri dengan standar keberlanjutan.

Dalam menghadapi ketidakpastian global, berdasarkan (Sawit Sumbermas Sarana, 2018: 108) pada laporan tahunan tahun 2018, perusahaan memiliki beberapa strategi pemasaran yang telah disiapkan untuk tahun 2019, yaitu :

1. Tetap fokus meningkatkan layanan kepada pasar ekspor tradisional seraya terus mendorong promosi ke pasar-pasar tujuan ekspor baru.

2. Meningkatkan kualitas produk dalam upayanya menjaga kepercayaan konsumen dengan memenuhi target sertifikasi ISPO dan RSPO untuk seluruh kebun perusahaan pada tahun 2020.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline