Lihat ke Halaman Asli

Pengembangan Potensi Wisata Desa Kalisidi oleh Mahasiswa Undip dan Platform Exovillage

Diperbarui: 25 Desember 2021   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pandemi Covid-19 sangatlah berpengaruh terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya di Indonesia. Jika ditinjau dari data Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sepanjang tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia hanya sekitar 4,052 juta orang. Angka tersebut sangatlah memprihatinkan karena dari total tersebut hanya sekitar 25% dari jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia pada 2019. 

Bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif agar dapat bertahan di tengah pandemi kunci utamanya yaitu memiliki kemampuan adaptasi, inovasi, serta kolaborasi yang baik. Hal tersebut dikarenakan tren pariwisata masa kini yang telah bergeser seiringan dengan perilaku masyarakat yang mulai berubah sejak pandemi Covid-19. Kini, tidak hanya wisatawan saja yang perlu melakukan penyesuaian melainkan pelaku pariwisata juga perlu. Penyesuaian yang dapat dilakukan oleh pelaku pariwisata dapat berupa diperketatnya protokol kesehatan, mengubah sistem pelayanan wisata, maupun mengembangkan sistem promosi wisata. 

Promosi wisata merupakan komunikasi dalam pemasaran pariwisata. Dalam suatu objek wisata atau destinasi wisata, promosi wajib dilakukan secara baik dan berkesinambungan.

Promosi pariwisata yang diadakan adalah untuk memberitahukan, membujuk atau meningkatkan konsumen atau wisatawan supaya wisatawan yang bersangkutan mempunyai keinginan untuk datang berkunjung ke daerah yang telah dipromosikan. 

Oleh karena itu promosi harus dilakukan melalui media komunikasi yang efektif, sebab orang-orang yang menjadi sasaran promosi mempunyai selera dan keinginan yang berbeda-beda. Promosi akan lebih efektif melalui bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal dari pemilihan berbagai jenis kegiatan promosi. Salah satu bentuk promosi wisata yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan Platform Digital bernama Exovillage. 

Exovillage merupakan startup pariwisata yang bertujuan untuk mengeksplorasi potensi wisata yang ada di Indonesia. Potensi wisata tersebut dapat berbentuk seni, budaya, alam, serta kuliner. Dengan adanya Platform Exovillage tersebut, masyarakat dapat langsung mempromosikan dan memetakan potensi wisata di wilayahnya masing-masing dengan lebih mudah dan efektif. Oleh karena itu, penulis Farah Fauziah Rahmasari dan Tim (avifah, catharina, heny, namira, sayyid) sebagai Mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro x Exovillage ikut serta melaksanakan program pemberdayaan potensi wisata desa di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang pada tanggal 26 Oktober-26 Desember 2021. 

Dokpri

Kegiatan KKN Tematik tersebut bertujuan untuk memetakan potensi desa dalam upaya pencapaian SDG's. Kegiatan yang dilaksanakan berupa identifikasi potensi desa, pemberdayaan masyarakat, literasi digital, serta penyusunan Roadmap pengembangan destinasi wisata. 

whatsapp-image-2021-12-22-at-21-22-22-1-61c3bb0917e4ac468d52da32.jpeg

Sasaran program adalah masyarakat Desa Kalisidi, khususnya yaitu anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kalisidi sebagai Kader. Harapannya masyarakat Desa Kalisidi dapat memaksimalkan promosi potensi wisata di desanya melalui platform Exovillage dengan baik dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline