Lihat ke Halaman Asli

Andena Hima Putri: Wirausaha Harus Berani 1000 Kali Bangkit

Diperbarui: 18 Juni 2015   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tak perlu menunggu tua untuk sukses. Mungkin seperti itulah gambaran dari seorang wirausaha muda bertalenta, Andena Hima Putri. Di kala itu, saat kebanyakan teman-temannya sesama mahasiswa menghabiskan waktu luang dengan kegiatan yang biasanya bersifat senang-senang, hal ini tidak berlaku pada perempuan kelahiran Taksimalaya 25 April 1991 ini. Dena lebih memilih mengisi waktu luangnya selama berkuliah dengan mengembangkan naluri bisnisnya di bidang fashion, terutama batik.

Berawal dari sekadar ingin menambah uang jajan saat kuliah serta melihat banyaknya pengrajin batik di sekitar tempat tinggalnya, perempuan muda yang akrab dipanggil Dena tersebut, sekarang telah memiliki dua brand yang bergerak di bidang fashion di usia 23 tahun. “Saya ingin membantu para pengrajin itu dalam mengembangkan usahanya, terutama untuk pemasarannya, “ urai lulusan Fakultas Sosial dan Ekonomi, Universitas Padjadjaran itu. Sebab, dengan meluasnya pasar yang dituju, maka usaha para pengrajin tersebut tentunya dapat meningkat dan berkembang dengan luas.

Sekarang Dena telah menikmati buah dari keberaniannya merintis usia di bangku kuliah. Andena Batik, brand fashion yang telah ia jalankan selama 4 tahun telah memiliki penggemar  di kalangan ibu-ibu muda berusia 21 tahun ke atas, terutama mereka yang menyukai batik tulis, yang menjadi fokus garapan brand tersebut. Sedangkan untuk menyiasati kurangnya minat anak muda pada batik, Dena membuat gebrakan dengan meluncurkan brand kedua yang bernama Midca Kelly. Pada brand ini, Dena menujukannya pada anak-anak muda yang kurang suka batik tulis, namun ia tetap memasukkan aksen batik sebagai identitas pada tiap produk fashion-nya, lalu sebagai nilai lebih ia mengombinasikannya dengan sepatu bernuansa batik. Trik ini ternyata mampu membuat remaja pu ikut melirik batik produksinya.

Untuk menambah kemampuannya, Dena sampai saat ini juga tetap rajin mengikut berbagai pelatihan wirausaha. Tak hanya mendapatan ilmu dan pengalaman, mengikuti banyak pelatihan juga bisa menambah jaringan yang memungkinkan Dena untuk terus mengembangkan usahanya. Sebab, dalam kegiatan seperti itu, Dena bisa mendapatkan banyak kenalan yang memiliki visi yang sama dan sepakat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.

Meski penjualannya masih online dengan beberapa webstore dan butik di Bandung, namun usaha Andena telah memperkerjakan 20 orang pengrajin batik yang tersebar di Tasikmalaya dan Cirebon, lalu 5 orang bagian produksi sepatu dan baju di Bandung, serta 1 orang untuk bagian penjualan. Sedangkan pangsa pasarnya sudah ke seluruh Indonesia, bahkan menembus ke Malaysia, Mesir dan Taiwan. Namun tentunya semua itu tidak dicapai dengan mudah. Dena pun harus mengalami jatuh bangun berkali-kali. Tapi tak ada kata menyerah. “Jadi wirausaha ya harus berani 1000 kali bangkit,” tegasnya saat ditanya resep kesuksesannya.

Jadi, masihkah kita menunggu tua dulu baru mau sukses setelah mendengar kisah Dena yang belia? Hanya kita yang bisa membuktikan pada dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline