Pembahasan ini yaitu mengenai teori tes klasik, teori tes respons butir, dan perbedaan atau perbandingan antara teori tes klasik dan teori tes modern.
A. Teori Tes Klasik
Alur dari pengembangan alat ukurnya yaitu dari construct, Test, Answer/Respons, Score dan kembali ke construct.
Penjelasan proses tersebut yaitu, dari construct menjadi test adalah bagian dari diskusi mengenai operasionalisasi konstruk, dan dari test untuk mendapatkan jawaban atau respons yaitu belajar tentang konstruksi alat ukur, dari jawaban menjadi score yaitu belajar prosedur penyekoran, kemudian dari score menjadi construct memerlukan proses inferensial yang berkaitan dengan teori/model pengukuran.
Teori pengukuran dibutuhkan karena beberapa hal sebagai berikut:
Teori digunakan sebagai dasar pengembangan alat ukur, teori menjelaskan asumsi atau kondisi ideal mengenai pengukuran atau alat ukur.
Teori digunakan sebagai dasar evaluasi alat ukur, kualitas alat ukur yang dikembangkan dievaluasi berdasarkan teori tersebut.
Teori pengukuran dibagi menjadi 2 yaitu, Teori Skor Murni Klasik (CTT) dan Teori Tes Modern (IRT).
Skor tampak yaitu skor yang dilaporkan dari hasil pengadministrasian tes (observed).
Teori skor murni klasik
X = T + E
Dengan,
X=Skor Tampak
T=Skor Murni
E=Eror Pengukuran
Skor tampak dihasilkan dari penjumlahan antara skor murni dan eror.
Hal ini dikarenakan pengukuran selalu mengandung eror.
Dekomposisi Skor Tampak, Skor tampak didalamnya mengandung informasi mengenai skor murni dan eror pengukuran.
Skor tampak (Observerd score) dibagi menjadi:
1. Skor Murni (True Score)
Skor yang menunjukkan atribut ukur yang ketepatan dan keakuratannya sempurna.
Skor murni harganya tidak dapat diketahui secara pasti, karena setiap pengukuran selalu menghasilkan eror. Namun, manusia bisa memprediksi dan mengestimasinya harga dari skor murni.
2. Eror Pengukuran (Error)
Error merupakan sesuatu yang menyesatkan yang menyababkan informasi yang dihasilkan dari sesuatu menjadi tidak akurat. X ke Y namun didalamnya terdapat adanya gangguan secara acak maupun secara sistematis yang menyebabkan Y menginterpertasikan X secara tidak akurat.
Ada perbedaan antara Error dan Incorrect, yaitu sama-sama memiliki arti tentang kesalahan, dalam bidang psikometrika makna eror berbeda dengan salah jawab (incorrect).
- Error merupakan kesalahan yang menyesatkan sehingga informasi yang benar mejadi memiliki rendah unsur kebenarannya. Contohnya mendengar kata "kapal" padahal yang diucapkan adalah "kapan".
- Incorrect adalah kesalahan yang dikarenakan pengambilan keputusan yang diambil tidak sesuai dengan sesuatu yang dijadikan acuan. Contohnya menjawab opsi A padahal kunci jawabannya adalah D.
Contoh bentuk-bentuk skor tampak yaitu Skor Mentah, Skor Terstandar, Skor Tes, Skor Subtes, dan Skor Persentil.
Ekstensifikasi Persamaan
- Ekstensifikasi Persamaan Antar Orang
Ketika pengukuran dilakukan pada sampel individu. Simbol I menunjukkan variasi individu.
-Ekstensifikasi Persamaan Antar Waktu
Ketika pengukuran dilakukan pada individu dengan beberapa kali sesi (trial) pengukuran. Simbol j menunjukkan sesi pengukuran.
Ekstensifikasi tersebut bisa juga dilakukan pada butir sehingga, ketika pengukuran dilakukan pada individu dengan beberapa kali pengukuran melalui butir tes. Simbol j menunjukkan butir pengukuran.