Lihat ke Halaman Asli

Farah Hanin Dhiya Amanda

Seorang Mahasiswi

Membalas Kebaikan Alam dengan Peduli terhadap Bumi

Diperbarui: 21 Mei 2021   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Planet biru yang dipenuhi dengan sejuta kehidupan kini tengah memanas. Sains mencatat bumi kita sedang mengalami kenaikan suhu yang bisa dibilang parah. Bahkan, tahun 2019 tercatat sebagai tahun terpanas kedua dalam sejarah manusia. Kalau masalah ini terus berlanjut, di tahun-tahun yang akan datang bumi kita akan lebih banyak menghadapi masalah.

Mampukah kita menghentikan pemanasan global yang semakin parah? Sayang sekali, pemanasan global tidak mungkin bisa dihentikan. Banyak senyawa berbahaya yang terus memenuhi langit bumi dan menyebabkan bumi semakin memanas. Jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia akibat menggunakan bahan bakar fosil saja sampai 37 gigaton. Inilah yang membuat kandungan karbondioksida dan emisi lainnya di atmosfer bumi jumlahnya meningkat hingga titik tertinggi selama 800.000 tahun terakhir.

Kenaikan suhu bumi juga berdampak pada kehidupan makhluk hidup. Bencana alam kerap terjadi hingga menghantui kita. Spesies hewan dan karang di lautan juga ikut terancam. Bahkan, pemanasan global disebut ikut menyebabkan banyak kematian lewat persebaran penyakit.

Tahukah kalian kalau ternyata manusia menjadi salah satu faktor terjadinya pemanasan global? Hal ini dikarenakan manusia mempunyai jejak karbon masing-masing. Jejak karbon adalah jumlah karbondioksida yang dikeluarkan ke udara dan ini berbengaruh dengan kebutuhan hidup kita sehari-hari. Ada beberapa solusi yang dapat kita lakukan untuk mengurangi emisi karbon, misalnya, mengendarai sepeda atau menggunakan angkutan umum, mengurangi penggunaan barang sekali pakai berbahan plastik, mengurangi penggunaan kertas, menggunakan listrik sesuai kebutuhan, dan yang tak kalah penting dari semua solusi tadi adalah menjadi seorang vegan.

Kenapa menjadi vegan bisa berdampak positif bagi lingkungan? Union of Concerned Scientists mencantumkan pengonsumsian daging sebagai bahaya lingkungan terbesar kedua yang dihadapi bumi. Pemimpin penelitian di Universitas Oxford, yaitu Joseph Murph. Ia mengatakan, pola makan vegan mungkin merupakan satu-satunya cara terbesar untuk menanggulangi dampak terjadinya pemanasan global.

Tak jarang perusahaan-perusahaan di dunia menggunduli hutan karena mereka membutuhkan lahan banyak untuk beternak. Metana dan karbondioksida yang dihasilkan dari peternakan itu dapat meningkatkan gas rumah kaca.

Limbah hewan pun dapat mencemari sungai. Kalau seseorang sering membeli makanan-makanan yang terbuat dari hewan, secara tidak langsung orang itu mendukung perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi lingkungan ataupun hewan. Oleh karena itu, sudah kewajiban kita sebagai manusia untuk menjaga bumi bersama-sama dengan peduli terhadap lingkungan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline