Disclaimer,
Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi
Sebelum membahas lebih jauh mari kita berkenalan terlebih dahulu ya, perkenalkan saat ini aku menempuh pendidikan S1 Keperawatan menginjak semester 2 lewat program alih jenis di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Kalian pasti bertanya-tanya apa itu PJBL? Kegiatan seperti apa? Mengapa sangat asing ditelinga ya?
Project Based Learning sendiri diterapkan pada kurikulum Merdeka sehingga sangat amat maklum jika lulusan < 2022 tidak mengetahui hal itu.
Menurut Trianto (2014), Model pembelajaran project based learning merupakan pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya.
Bisa juga disebut Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Menurut Kemdikbud (2013), peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Untuk pengalaman pribadi aku sendiri, awal mengenal PJBL saat berada pada bangku perkuliahan S1, rasanya sangat asing ditelinga bahkan tidak faham maksud dari PJBL.
Tapi tenang saja, dosen akan menjelaskan maksud dari pembelajaran PJBL tersebut. Biasanya setiap mata kuliah dosen akan memberikan tugas melakukan PJBL 1 kali setiap semester. Jadi jika ada 8 mata kuliah pada semester itu maka kita bisa 8 kali melaksanakan PJBL.
Mekanisme PJBL, mahasiswa akan dibagi secara berkelompok dan diberikan tema pembelajaran yang harus di implementasikan.
Aku beri contoh, saat semester 1 dalam mata kuliah K3KP atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Keselamatan Pasien. Saat itu dosen membagi 1 kelas menjadi 1 kelompok besar.
Kami satu kelompok bertugas untuk menentukan masalah yang berhubungan dengan topik K3KP, merancang kegiatan proyek, membuat jadwal aktivitas, melakukan penilaian. Hasil akhir yang didapat harus bermanfaat untuk audience yang menjadi sasaran kita.
Sehingga saat itu kelompok membentuk kepanitiaan agar lebih terstruktur dan semua berperan tanpa ada double job desk. Kami juga banyak berdiskusi bersama dosen yang bertugas sebagai fasilitator (menjembatani pemikiran mahasiswa) dan juga masyarakat sekitar.