Virus Covid-19 merupakan pandemic global yang telah berlangsung kurang lebih selama 9 bulan terakhir. Akibatnya berbagai sektor mengalami kesulitann terutama dibidang perekonomian, sektor perekonomian selama masa pandemic ini mengalami penurunan yang sangat drastris, banyak sektor perekonomian di desa mengalami penurunan mulai dari pasar yang pengunjungnya menurun drastis mengingat keberadaan covid-19 masih terbilang banyak jumlah kasusnya.
Selain sektor pasar, sektor perekonomian lain seperti UMKM juga terdampak, banyak usahan milik masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan yang sangat signifikan dikarenaka masyarakat lebih mementingkan kebutuhan pokok daripada kebutuhan lain.
Seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir di Desa Sumurber. Selama masa pandemi Covid-19 sektor perekeonomian yang terjadi di Desa Sumurber mengalami banyak permasalahan, dikarenakan adanya penutupan sejumlah pasar, bahkan sejumlah UMKM yang ada di Desa Sumurber juga terkena dampak dari penerapan kebijakan pemerintah Desa Sumurber, yang mana pemerintah Desa Sumurber menghimbau agar menghentikan segala aktivitas yang terjadi di sektor perekonomian desa selama pandemi berlangsung. Hal itu juga yang menyebabkan UMKM mengalami penurunan pendapatan dan minim nya produksi. Dalam hal ini, kami akan menjalankan beberapa program yang akan membantu untuk pengoptimalisasikan produk UMKM di Desa Sumurber dengan membuat olahan kue kering seperti kuping gajah, kemplang, stik bawang, dan lain-lain yang sudah ada di Desa Sumurber.
Selain memproduksi berbagai camilan tradisional, usaha UMKM yang bernama "Bintang 5 Jaya" ini juga melayani berbagai macam pesanan seperti, ayam geprek, nasi tumpeng, ayam bakar, dll. Namun mereka hanya memproduksi ketika ada pesanan saja. Pangsa pasar mereka aslinya cukup luas, terbukti dengan penyebaran pemasaran yang dilakukan oleh ibu-ibu tersebut ke toko-toko tidak hanya di Desa Sumurber saja, melainkan juga di sekitar wilayah Desa Sumurber.
Menurut penuturan dari Ketua UMKM "Bintang 5 Jaya" mereka pernah menolak pesanan camilan tradisional ketika bulan Ramadhan ketika sudah mendekati hari Raya Idul Fitri, itu semua dikarenakan membludaknya pesanan yang datang. Selain itu, mereka juga pernah mendapat pesanan terjauh yakni dari Kota Mojokerto.
Namun karena adanya pandemic covid-19 ini penjualannya merosot drastis, omzet yang biasanya bisa mencapai puluhan juta kini menurun drastis menjadi 2-3 juta saja per bulan. Maka dari itu kelompok 81 PMM UMM yang beranggotakan 5 orang yang di bimbing oleh Nur Putri Hidayah., A.Md., S.H., M.H ini berencana untuk melakukan pembelajaran pemasasaran secara online melalui media sosial terutama 'facebook' karena pangsa pasar menurut kami yang paling cepat penyebarannya adalah facebook. Ketua UMKM "Bintang 5 Jaya" menuturkan bahwa sudah pernah membuat akun facebook tetapi tidak berlanjut karena tidak memahami mekanisme kerjanya dan mereka juga pernah membuat akun marketplace yang berada di daerah Gresik tetapi hasilnya masih nihil.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, kelompok 81 PMM UMM segera mengadakan pembelajaran pemasaran bersama ibu-ibu anggota UMKM "Bintang 5 Jaya" dengan harapam setelah diadakan pembelajaran pemasaran secaraonline tersebut dapat menarik lagi minat masyarakat sekitar Desa Sumurber dan menghidupkan lagi perekonomian UMKM "Bintang 5 Jaya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H