Sumberdaya manusia dalam pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun pertanian berkelanjutan. Paradigma dari pertanian berkelanjutan sendiri memiliki arti yaitu adanya system pembangunan pertanian yang mengoptimalkan seluruh potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, teknologi, dan kelembagaan untuk menjaga keseimbangan kegiatan pertanian dalam peranan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peranan tenaga kerja dalam pertanian di Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar yakni 35, 3% namun, hingga saat ini masih timbul permasalahan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dalam pertanian (Kementerian Pertanian, 2015)
Permasalahan yang dialami tenaga kerja pertanian diantaranya yaitu, meningkatnya jumlah petani tua yang memiliki usia lebih dari 55 tahun, sedangkan tenaga kerja muda jumlahnya semakin berkurang, rendahnya tingkat pendidikan dari para petani. Berdasarkan hasil data Sensus Pertanian tahun 2003 hingga 2013, dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja pertanian didominasi oleh pekerja berusia 40 tahun keatas, ynag mana untuk tenaga kerja muda semakin mengalami penurunan.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor, kurangnya minat para pemuda dikarenakan citra dari sector pertanian yang kurang bergensi dan kurang bias memberikan imbalan yang semestinya. Keinginan dari orang tua yang tidak mengharapkan anaknya bekerja di desa sebagaimana menjadi petani. Permasalahan lain yaitu adanya perbedaan cara pandang dari para pemuda era modern seperti saat ini.
Sector pertanian memiliki cakupan yang sangat luas. Namun sangat disayangkan dalam sector pertanian ini sering diartikan secara sempit oleh para pemuda, sebatas hanya bercocok tanam, berada di lahan pertanian sepanjang hari dan dengan sumberdaya lahan terbatas. Fenomena berkurangnya tenaga kerja muda menjadi salah satu penghambat dalam membangun pertanian berkelanjutan.
Di masa ynag akan datang sector pertanian akan mengalami kesulitan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya permintaan pangan sehingga meningkatkan factor produksi dan produktivitas merupakan factor kunci keberhasilan dari berkelanjutan pertanian.
Adapun factor lain kurangnya minat tenaga kerja muda dalam pertanian antara lain karena factor eksternal dan internal. Factor internal adalah factor yang disebabkan oleh sector pertanian ynag kurang memiliki daya tarik kepada tenaga kerja muda. Factor-faktor tersebut antara lain, rata-rata luas lahan sempit, sector pertanian dipandang kurang, anggapan bahwa sector pertanian memiliki resiko yang tinggi, tingkat pendapatan ynag tergolong rendah, kesempatan berkeja di desa kurang dan alinnya. Factor eksternal atau factor penarik ini disebabkan karena lebih intensif jika bekerja di sector nonpertanian dan persepsi pekerjaan di perkotaan lebih bergengsi. Factor lainnya yaitu adanya pengaruh kota sebagai kota pembangunan, dimana infrastruktur yang merata dan lebih mewadai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H