Di era digital, semakin banyak organisasi yang bergantung pada data untuk membuat keputusan strategis. Salah satu cara paling efektif untuk mengelola dan memanfaatkan data dalam skala besar adalah dengan menggunakan data warehouse.
Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data historis dari berbagai sumber guna mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Apa itu Data Warehouse?
Data warehouse merupakan sistem penyimpanan data yang dirancang khusus untuk keperluan analisis bisnis. Menurut Inmon (1992), data warehouse adalah kumpulan data yang terorganisir, terintegrasi, tidak mudah berubah, dan berbasis waktu, yang mendukung pengambilan keputusan di seluruh organisasi.
Sifatnya yang time-variant dan non-volatile memungkinkan pengguna untuk menganalisis data historis tanpa khawatir tentang perubahan atau penghapusan data.
Fungsi dan Manfaat Data Warehouse
Salah satu fungsi utama data warehouse adalah menyatukan data dari berbagai sumber, baik internal maupun eksternal, ke dalam satu sistem terpusat. Dengan begitu, perusahaan dapat mengakses dan menganalisis data dengan lebih mudah dan akurat.
Misalnya, pada sebuah perusahaan ritel dapat menggunakan data warehouse untuk menggabungkan informasi penjualan, data inventaris, dan umpan balik pelanggan guna mengidentifikasi tren pasar dan memprediksi kebutuhan konsumen di masa depan (Connolly & Begg, 2015).
Selain itu, data warehouse memungkinkan analisis data tanpa mengganggu sistem operasional perusahaan. Karena data warehouse tidak melakukan update data secara real-time, sistem ini memberikan lingkungan yang aman untuk melakukan analisis yang lebih mendalam (Ramakrishnan & Gehrke, 2003).
Perbedaan Data Warehouse dan Database Operasional
Meskipun keduanya menyimpan data, data warehouse berbeda dengan database operasional yang mendukung transaksi harian. Database operasional (OLTP) berfokus pada efisiensi transaksi, sedangkan data warehouse berfokus pada analisis jangka panjang.