Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimana masa ini berlangsung dari umur 15 tahun sampai 21 tahun. Menurut Maryam B. Gainau (2021) masa remaja merupakan masa seseorang membutuhkan pengakuan akan kemampuannya dari orang lain, bahkan hal ini juga dapat disebut sebagai suatu kebutuhan. Terjadi banyak perubahan pada diri seseorang saat menginjak masa remaja, baik secara fisik, biologis, psikososial serta mental dan emosional.
Membahas perihal masa remaja, pada masa ini khususnya perempuan pada umumnya memiliki tubuh yang ideal merupakan modal untuk dapat berpenampilan cantik dan kecenderungan untuk mendapat pengakuan baik dari orang lain.
Di sisi lain, keinginan memiliki tubuh yang ideal dapat memicu rasa cemas terhadap kondisi fisik seseorang. Hal ini dapat terjadi apabila seseorang merasa dirinya tidak memiliki badan yang ideal hingga terlalu berlebihan menuntut dirinya sendiri untuk terus mencapai body goals yang diharapkan. Kecemasan terhadap kondisi fisik ini sendiri jika dibiarkan terus-menerus akan memicu munculnya gangguan makan seperti Anoreksia Nervosa.
Apakah itu Anoreksia Nervosa?
Anoreksia Nervosa yakni salah satu gangguan perilaku makan dengan indikasi seseorang akan merasakan takut yang berlebihan terhadap makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi penambahan berat badan. Anoreksia nervosa juga berarti penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal. Anoreksia nervosa membuat diri penderita merasa tetap lapar (self-starvation), dimana penderita tetap merasa sadar saat lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan asupan makanan mereka.
Penderita anoreksia nervosa sendiri tidak enggan untuk melakukan aktivitas yang dapat membuat badan mereka menjadi kurus, seperti yang telah disebutkan di atas yakni salah satunya dengan melakukan pengurangan kadar asupan makanan. Selain itu, penderita anoreksia nervosa juga dapat mengonsumsi obat pencahar, melakukan olahraga yang berlebihan, menggunakan alat bantu diet hingga penggunaan obat herbal.
"Badanku kok gendut sekali ya?" ialah salah satu gejala emosi dan perilaku yang umumnya dirasakan oleh penderita padahal kondisi berat badannya dalam standar yang normal. Adapun beberapa gejala emosi dan perilaku lainnya yang turut dirasakan oleh penderita :
1. Berhenti makan
2. Menolak rasa lapar
3. Menimbang berat badan berulang kali
4. Keluhan tentang kondisi badan yang dirasa gemuk