Lihat ke Halaman Asli

Festival Malang Tempo Doeloe: Meningkatkan Kesadaran Sejarah Dan Pendidikan Budaya Bagi Masyarakat Malang

Diperbarui: 17 Januari 2025   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Festival Malang Tempo Doeloe

Kota Malang, sebagai salah satu kota bersejarah di Indonesia, menyimpan banyak potensi budaya dan sejarah yang perlu dilestarikan serta dipahami oleh generasi penerus. Sebagai kota yang memiliki warisan kolonial, Malang menyimpan banyak cerita penting mengenai perjalanan bangsa, dari masa penjajahan hingga kemerdekaan. Di balik perkembangan kota yang modern, banyak nilai-nilai budaya dan sejarah yang perlu dikenali, dihargai, dan dilestarikan agar tidak terlupakan. Peringatan hari bersejarah juga diramaikan dengan berbagai aktivitas yang melibatkan partisipasi masyarakat. Di Kota Malang, kegiatan tahunan yang disebut Festival Malang Tempo Doeloe diselenggarakan untuk memperingati hari ulang tahun kota tersebut. Festival Malang Tempo Doeloe mencakup rentang waktu sejarah lokal Malang, dengan latar belakang sejarah kuno.

Festival ini menampilkan berbagai aspek sejarah lokal Kota Malang melalui visualisasi foto-foto masa lalu, replika gambar dari zaman dulu, penggunaan nama atau istilah kuno, teknologi zaman dahulu, kuliner tradisional, kendaraan atau alat transportasi tempo dulu, pakaian khas masa lalu, serta seni dan budaya dari periode tersebut. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, kesadaran sejarah di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, semakin menurun. Banyak di antara mereka yang kurang memahami pentingnya melestarikan kebudayaan dan sejarah lokal. Oleh karena itu, melalui festival ini, diharapkan masyarakat Malang, baik yang tua maupun muda, dapat lebih memahami nilai-nilai sejarah yang ada, sekaligus memperkuat rasa cinta tanah air dan identitas budaya lokal.

Festival Malang Tempo Doeloe memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk belajar dan menggali lebih dalam tentang sejarah, seni, dan budaya Malang. Kegiatan ini juga mengajarkan tentang pentingnya pelestarian tradisi serta peran budaya dalam membentuk karakter dan jati diri bangsa. Melalui pemahaman yang lebih baik mengenai sejarah dan budaya, diharapkan dapat tumbuh kesadaran kolektif di kalangan masyarakat untuk menjaga dan meneruskan warisan tersebut ke generasi selanjutnya.

Festival Malang Tempo Doeloe memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran sejarah masyarakat Malang tentang asal-usul kota dan peranannya dalam sejarah Indonesia. Melalui berbagai kegiatan yang menampilkan aspek-aspek sejarah lokal, seperti foto-foto dan replika masa lalu, kuliner tradisional, busana, serta seni dan budaya tempo dulu, festival ini mengajak masyarakat untuk mengenal dan meresapi sejarah Kota Malang. Selain itu, festival ini mendorong masyarakat untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana Malang berkembang dari masa kuno hingga modern, serta kontribusinya dalam sejarah Indonesia.

Peringatan hari-hari bersejarah dapat dilihat sebagai bagian dari program yang mendukung dimensi pembangunan perkotaan. Keterlibatan masyarakat perlu dimulai sejak tahap perencanaan. Proses pembangunan harus melibatkan kolaborasi yang harmonis antara kegiatan pemerintah dan partisipasi masyarakat. Kieth Davis, seperti yang dikutip oleh Tjokrowinoto, mendefinisikan partisipasi sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam suatu kelompok, yang mendorong mereka untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan perasaan demi mencapai tujuan organisasi dan bersama-sama bertanggung jawab atas organisasi tersebut (Kutoyo, 1981).

Dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam kegiatan yang berhubungan dengan sejarah kota, Festival Malang Tempo Doeloe berfungsi sebagai media edukasi yang menghubungkan generasi muda dengan warisan sejarah mereka. Hal ini membantu membangun pemahaman yang lebih baik mengenai identitas kota dan meningkatkan rasa bangga terhadap sejarah serta peran Kota Malang dalam konteks yang lebih luas. Dalam jangka panjang, festival ini dapat memperkuat kesadaran kolektif masyarakat Malang akan pentingnya menjaga dan melestarikan sejarah sebagai bagian dari jati diri dan perkembangan kota tersebut.

Secara keseluruhan, Festival Malang Tempo Doeloe berperan sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan sejarah, budaya, dan identitas Kota Malang, sambil memberikan dampak positif dalam pelestarian dan pengembangan sektor pariwisata.

MEDIA PENDIDIKAN DI FESTIVAL MALANG TEMPO DOELOE

Pendidikan dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia berperan sebagai subjek sekaligus objek dalam pendidikan, dalam konteks pengembangan potensi dan keberlanjutan hidupnya. Pada dasarnya, pendidikan adalah proses yang membentuk kehidupan manusia, dan melalui kebudayaan, manusia menemukan makna serta peranannya sebagai individu. Pendidikan dipahami sebagai sarana untuk mengkomunikasikan eksistensi manusia kepada generasi muda, agar mereka dapat memiliki, melanjutkan, dan menyempurnakan pengetahuan tersebut. Proses pendidikan menyampaikan eksistensi manusia yang meliputi aspek pribadi serta hubungan antara individu dengan dunia sekitarnya, yang dalam hal ini disebut sebagai kebudayaan (Driyarkara, 1980). Pandangan ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa "pelajaran pertama dari sejarah adalah eksistensi kebudayaan manusia yang terus berkembang dan bergerak maju" (Meulen, 1987: 47)

 Festival Malang Tempo Doeloe menyajikan berbagai kegiatan yang dapat dijadikan sebagai media pendidikan budaya bagi masyarakat, terutama generasi muda di Malang. Beberapa bentuk kegiatan tersebut antara lain:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline