Lihat ke Halaman Asli

Monster

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Mas,.. hello mas pesan makanan ,.. emm pesan 2 porsi nasi, lauknya sate padang 1, gulai kepala ikan kakap 1, paru goreng garing 1, apa lagi ya,.. nah sama ini neh mas yang harus ada rendangnya juga ya mas 1,. Minummya es buah, es juruk dan air putih. Udah” ujarku kepada seorang pelayan muda dengan bersemangat melihat daftar menu warung rumah padang ini. Dengan postur badan yang cukup besar seperti ini mungkin orang-orang tidak heran melihat banyak makanan di mejaku. Dengan lahap aku menghabiskan semua makananku tanpa menghiraukan sorotan mata orang-orang yang menuju kepadaku. Tidak cukup dengan itu aku memesan lagi beberapa lauk tambahan,.. entah  sampai kapan aku akan berhenti makan seperti ini. Selang 1 jam kemudian tampak jelas sekali tumpukan piring-piring bertumpuk tak karuan didepan mataku,.. tapi aahh ini adalah surga dunia, kenyangg sekalii rasanya sambil ku elus-elus perutku yang mulai membuncit ini. Mempunyai postur badan yang cukup besar seperti ini tak sedikit orang-orang yang meledekku, membicarakan aku dibelakangku, merasa jijik kepadaku, bahkan ada orang yang berprilaku tak adil kepadaku karna badan besarku ini. Entah otak mereka berfikir apa tentang aku, mungkin aku seperti monster bagi mereka, yang hendak memangsa mereka. Tapi aku manusia juga kali, sama halnya sseperti mereka hanya saja badanku besar yang membedakan. Bergegas aku  menuju kasir dan langsung keluar dari rumah makan ini. Tak kuat rasanya aku melihat tatapan orang-orang sepanjang jalan yang mengarah padaku. Sedikit aku merasa nyaliku ciut untuk mengangkat wajahku, sepanjang perjalanan pulang kerumah aku hanya menundukkan kepalaku seakan-akan aku telah melakukan kesalahan yang besar. aku bertanya pada diriku sendiri tentang apa yang salah dariku, apa salah mempunyai badan yang besar seperti ini. Sekilas aku melihat diriku di cermin besar didepan ruko-ruko, itukah aku? Inikah aku? Aku melanjutkan kembali perjalananku lagi-lagi aku melihat diriku yang seperti monster ini dari pantulan kaca yang terus mengikutiku diperjalanan. aku rasa aku mulai tersadar kalau aku ini adalah monster.

Setibanya dirumah aku menyadarkan tubuhku dipangkuan ibu, tanpa aku beritahu terlebih dulu tangan ibu sudah membelai-belai rambutku mencoba menenangkan kegundahanku, tangan halusnya yang lembut seakan-akan mengerti apa yang sudah terjadi padaku. “kenapa sayang? Siapa yang berani buat anak ibu satu-satunya ini menangis?” sejenakku terdiam, mencoba mengatur nafasku yang tersenggal-senggal akibat rengekan tangis ku. Terlihat barisan foto-foto semasa kecilku berjejer rapi di atas meja kecil. ingatanku pun menerawang jauh ke masa kecilku dan membuat semakin deras air mata ini. “ Ibu, apa aku bisa kurus seperti anak remaja lainnya? Tanya ku pada ibu “kamu sebenarnya kenapa? Kok tiba-tiba tanya begitu? Apa ada yang berbicara kasar ke kamu?” protes ibuku yang semakin penasaran  “ nggak ada apa-apa kok bu, hanya saja aku merasa kurang percaya diri dengan tubuhku ini bu. Seakan-akan aku ini monster yang berjalan dibumi. Aku takut bu dengan tatapan mata orang-orang yang melihat ke aku, aku merasa  kalau aku ini berbeda dengan yang lainnya, aneh..” ungkapku kepada ibu “ udah udah nak, kalau kamu merasa tidak nyaman dengan diri kamu yang sekarang rubahlah diri kamu, kamu sendiri tau mana yang terbaik buat kamu. Kamu sudah dewasa, apapun yang kamu jalani sekarang ibu disini hanya bisa mendukung kamu, berada di samping kamu dan menyayangi kamu.” Ujar ibuku menyamangatiku. Malam ini ibu menemani tangisku dalam balutan kasih sayangnya, aku tersadar bahwa gaya hidupku sekarang perlu ku rubah, tidak selamanya apa yang menurutku baik dimata orang lain juga baik. dan aku mulai merubah semua kebiasaan-kebiasaanku, aku berusaha memberikan yang terbaik untuk orang lain bukan untuk diriku saja. Dengan rasa semangatku yang tinggi aku akan merubah diriku yang seperti monster ini dan aku akan memberi tahu kepada orang-orang bahwa aku sama dengan mereka.

Ternyata aku baru sadar, bahwa aku mengalami obesitas, yang membuat aku di pandang aneh oleh orang-orang yang melihatku.obesitas membuat aku di pandang sebagai monster menyeramkan. Obesitas merupakan kelebihan berat badan akibat terjadinya penumpukan sel-sel lemak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline