Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Literasi Digital bagi Pelajar

Diperbarui: 29 Agustus 2022   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN TOPIK PERMASALAHAN

Literasi digital menjadi kegiatan yang sangat familiar sejak adanya pandemi covid dua tahun yang lalu. Setiap individu memiliki tuntutan memahami literasi digital, terlebih lagi bagi insan cendikia muda. Literasi digital ini dapat digunakan sebagai sarana untuk men filter pesatnya perkembangan informasi. 

Kemampuan memahami literasi digital dapat membantu individu memperoleh informasi yang benar dan akurat, selain itu juga dapat meningkatkan partisipasi aktif para pelajar dalam mengikuti perkembangan era digital. 

Saat ini pelajar baik siswa maupun mahasiswa merupakan salah satu usia yang rentan terpengaruh untuk melakukan kegiatan yang bervariasi tanpa mempertimbangkan dampak yang dihasilkan di kemudian hari akibat dari aktivitas yang dilakukannya tersebut. Isu social yang marak saat ini di kalangan para pelajar diantaranya penyebaran berita hoax[1], cyberbullying[2], dan body shaming[3].

Beberapa tindakan kenakalan tersebut mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, media social (MEDSOS) salah satu contohnya. MEDSOS yang seharusnya berguna sebagai sarana penunjang utama mengikuti perkembangan informasi, namun oleh beberapa oknum yang tidak bertanggungjawab dialih fungsikan sebagai media terjadinya tindakan kenakalan remaja. 

Isu ini bukan masalah sepele yang bisa dikesampingkan, namun harus segera diatasi sehingga tidak menimbulkan masalah baru pada generasi selanjutnya mempertimbangkan bahwa pelajar merupakan generasi penerus tongkat estafet bangsa, mereka menjadi modal utama kemerdekaan bangsa.

SOLUSI PERMASALAHAN

Isu social yang berkembang di kalangan pelajar tersebut tidak semerta merta terjadi begitu saja namun ada beberapa alasan mendasar yang menjadi pemicu para pelajar melakukan kenakalan tersebut, seperti penyebaran hoax misalnya, berdasarkan informasi yang saya kutip dari (Rahmawati & Chozanah, 2021)[4] menyebutkan bahwa penyebaran hoax dilakukan oleh pelajar utamanya karena mereka ingin menjadi orang pertama yang mengetahui berita baru, selain itu kebiasaan malas membaca juga menjadi salah satu sumber beredarnya berita hoax. 

Adapun penyebab utama pelajar melakukan cyberbullying dan body shaming adalah lemahnya control social dan tingginya angka keingingan kalangan muda untuk meniru orang lain sehingga dengan muda para remaja tersebut menjatuhkan orang lain yang dianggap tidak sesuai denga apa yang mereka inginkan. 

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menekan tingkat kenakalan remaja tersebut yaitu dengan mengadakan sosialisasi tentang etika digital dan pelatihan penggunaan media sosial dengan benar.

Pemahaman etika digital sangat dibutuhkan di kalangan insan cendikia, apabila seorang individu memahami etika digital dengan baik, maka ia mampu mempengaruhi orang disekitarnya untuk paham etika digital juga, sehingga nantinya mereka akan bijak menggunakan media sosial. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline