Lihat ke Halaman Asli

Istiqomah Almaky

Widyaiswara PPPPTK PKn dan IPS

Jangan Cuma Bisa Mencela Polantas!

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JANGAN CUMA BISA MENCELA POLANTAS, TUNJUKKAN BAHWA ANDA JUGA BAIK


Sungguh, kali ini saya ingin benar-benar mengumpat. Maafkanlah saya.

"Loe punya mata gak sih? Lampu merah di depan mata nekad saja loe terobos! Jalan ini bukan punya moyangmu! Berapa besar sih kerugian yang bakal loe tanggung hanya dengan menunda satu sampai satu setengah menit! Loe boleh saja ganteng, gagah, berduit! Tapi, kalau di depan umum, di jalanan bahkan ketika polisi berpeluh mengatur lalu lintas yang macet di antara rinai gerimis, seenaknya saja loe langgar aturan, bagi gue, LOE SAMPAH!"

Maaf, maaf. Saya benar-benar hanya ingin meluapkan kegelisahan saya terhadap para pengendara (terutama motor) yang sering melanggar lampu merah. Beberapa minggu ini (sekitar 2 bulanan mungkin) di perempatan Arhanud Pendem Batu dipasang lampu lalu lintas. Namun, nyaris setiap hari, saya menemui para pengendara yang tak tahu aturan. Mereka tidak memedulikan lampun lalu lintas yang terpasang di sana. Tanpa mikir perasaan keselamatan pengemudi lainnya, mereka tetap menerobos lampu merah seakan-akan lampu lalu lintas tak terpasang di sana. Gila. Mata mereka ditaruh dimana?

Dan baru saja, saya dibuat mangkel semangkel-mangkelnya. Apa pasal? Di antara hujan gerimis, maghrib-maghrib saya menjemput putri saya pulang les. Di pertigaan Dinoyo, seorang pemuda yang gagah, tampilannya OK, naik motor apa ya (motor cowok pokoknya), saat lampu merah ke arah belokan ke kanan (arah Betek) menyala, ia nekad menerobos. Padahal saat itu, jelas-jelas tak sampai 2 meter, ada Polantas yang mengatur lalu lintas. Alhasil tuh pemuda langsung diberhentikan dan ditegur. Untung cuma ditegur.

Serius. Saya muak pada pemuda itu. Sama muaknya saya dengan pengemudi lainnya yang tidak memedulikan lampu lalu lintas.

Dalam hati saya pengin teriak, "Kalau Loe dah gak punya hati, paling tidak tunjukkan kalau Loe beneran masih layak disebut manusia. Pakai otak Loe!"

Hhhh  Daripada saya memendam kejengkelan ini, mendingan saya menuliskannya di blog. Setidaknya, saya bisa menumpahkan uneg-uneg saya dan saya tidak lagi menyimpan amarah. Bisa gak produktif dan bikin jantungan.

Nah, sekarang, izinkanlah saya menuliskan yang sedikit agak halus, karena sudah sedikit reda amarah saya.

Bagi saya, para pengemudi yang melanggar aturan lalu lintas itu DERAJATNYA LEBIH RENDAH DARI KORUPTOR!

Mengapa? Mereka melanggar aturan, membahayakan keselamatan orang lain di tempat umum, terang-terangan! Kalau di tempat umum, dilihat banyak orang saja mereka tidak punya malu melanggar aturan, apalagi kalau tidak ada yang melihat! Sakit hati saya melihat anak-anak muda berperilaku seperti ini.  Bisa-bisa ketika mereka mendapatkan jabatan atau posisi, mereka akan lebih korup daripada pendahulunya (Koruptor saat ini).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline