Di Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur terdapat sebuah jalan dengan nama Pahlawan TRIP. Bentangan jalan yang menghubungkan Jalan Ijen (Idjen Boulevard) dan Jalan Surabaya ini menyimpan kisah perjuangan kemerdekaan Indonesia di masa lalu. Sebelum menjadi Jalan Pahlawan TRIP, jalan ini dikenal dengan nama Jalan Salak. Kisah epik prajurit TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Malang menjadi inspirasi perubahan nama jalan tersebut.
Mungkin saja sebagian besar masyarakat di kota Malang bertanya-tanya, bagaimana kisah epik prajurit TRIP tersebut. Ternyata jalan raya yang berada di pusat Kota Malang ini merupakan saksi bisu dari pertempuran tentara TRIP 5000 Malang dengan pasukan Belanda di dekat Jalan Salak pada tanggal 31 Juli 1947. Pasukan TRIP beranggotakan remaja-remaja Malang berusia antara 13 sampai 18 tahun yang ingin ikut berjuang menjadi pejuang.
Pada masa itu baku tembak terjadi dari lokasi Lapangan Pacuan Kuda Betek hingga Jalan Salak. Meski hanya menggunakan persenjataan sederhana dalam pertempuran ini, para prajurit TRIP tetap mempertahankan pertahanan yang tangguh. Sedangkan yang menjadi lawannya merupakan tentara Belanda yang telah terlatih dan dipersenjatai dengan peralatan yang lebih canggih, termasuk beberapa tank.
Tentara Belanda yang terlatih dengan baik dan dilengkapi dengan senjata baru, membuat konflik menjadi tidak adil. Di ujung barat Jalan Salak, sekelompok tentara TRIP menyusup ke perkebunan tebu di Desa Klampok Kasri. Para prajurit TRIP yang berada di tengah jalan Salak tidak dapat melarikan diri. Tentara Belanda melibatkan mereka dalam pertempuran sambil menembaki mereka. Senapan mesin dan kendaraan lapis baja AM Track digunakan oleh tentara Belanda. Selama empat jam, terjadi pergumulan yang sengit yang mengakibatkan 35 anggota TRIP yang tewas.
Dengan gugurnya 35 pelajar pejuang yang tergabung dalam tentara pelajar TRIP Jawa Timur tersebut, salah satu warga Kota Malang, yaitu Drs. Achmad Asfali dengan atas prakarsa almarhum Bapak Kolonel Pur. Drs. H. Boges Soedjadi G.R, BA (pejuang tentara pelajar TRIP) bersama almarhum Bapak Soejoso Tjokrodihardjo (pejuang pelajar TRIP Jawa Timur 2004) lalu membangun monumen TRIP yang berada di dekat lokasi konflik. Jalan bertragedi tersebut pun juga berubah nama menjadi Jalan Pahlawan Trip.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H