Lembaran putih mulai menunggu untuk ku curahkan yang terjadi di kemarin dan kemarin harinya. Dan meski semua telah berlalu aku tak akan melupakan itu semua. Kisah ini. Hidup ini. Mata itu. Pandangan itu. Dan ….. senyumnya yang khas.
Aku adalah seorang gadis yang begitu juteknya hingga tak memiliki teman. Aku ingin bergaul dengan mereka, tapi apalah dayaku mereka semena-mena dan selalu membully ku. Makanya aku mengasingkan diriku, aku menjauhi teman-temanku dengan sifat kejutekkanku.
Tlah selesai seragam putih abu-abu, tlah ku lepaskan masa lalu yang gelap itu. Meski ada sedikit cahaya disitu tapi aku tak berharap banyak. Karena cahaya itu tak begitu terang. Cahaya itu hanya sekali bersinar dihadapanku. Aku ingin mengatakannya pada selembaran kertas harianku. Tapi … ada sedikit kereguan di hati ini. Dan dengan dorongan keraguan itu akupun mengabadikan cahaya itu di kertas putih harianku.
Kini aku seorang mahasiswa disalah satu universitas, banyak orang disini dan banyak sifat, gaya, model, hingga tingkah laku mereka yang begitu aneh menurutku. Ospek adalah hal yang paling menyebalkan dan memberiku suatu pengalaman yang tak akan kulupakan.
Para senior selalu menjailiku, dalam hatiku selalu berkata mereka tidak akan menemukan sesuatu dariku atas kenakalan mereka dihari ini. 3 hari telah berlalu dan ospekpun selesai. Ketika aku keluar dari perpustakan aku bertabrakan dengan seseorang yang ku anggap sebagai cahaya di dalam kegelapanku.
Aku meminta maaf dan dia berkata “no problem” dalam hatiku berkata: dia tetap seperti yang dulu tidak ada yang berubah. Setelah dia membantuku karena aku terjatuh dia menegurku dan berkata : Key .. lo kuliah disini yaa .. ? aku : “ ia Den aku kuliah disini juga. Denis : waah bagus yaa kita bisa ketemu lagi … aku kaget dan tersipu malu-malu ketika ia berkata begitu..
Emmm Den gw duluan yaa …gw mau ngerjain tugas niih”kata ku”
Denis : barengan aja, gw juga mau ngerjain tugas.
Emmm tapi gw mau ngerjainnya dihalaman kampus biar lebih mendukung suasananya.
Denis : ia barengan aja dong, biar bisa tukar pikiran.
Gugup bangat gw, duuh nih jantung rasa-rasanya mau copot.”berkata dalam hati” setelah sampai di halaman kampus yang suananya mendukung. Kami berduapun mulai mengerjakan tugas.