Lihat ke Halaman Asli

Urgensi Politik Minyak dan Gas Bumi atau Gazprom Rusia Terhadap Negara Eropa

Diperbarui: 9 Oktober 2022   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik Rusia dalam Kekayaan Sumber Daya Energi Rusia atau yang dikenal sebagai Rossiyskaya Federatsiya merupakan negara yang terbentuk setelah dibubarkannya Uni Soviet (Uni Republik Sosialis Soviet/USSR) pada tahun 1991 dan membentang di antara 2 benua, yaitu benua Asia dan Eropa, tepatnya Asia Utara dan Eropa Timur. Jika hal ini masih berlanjut, diperkirakan pada tahun 2030, dependensi Eropa akan sebuah energi yaitu minyak bumi dan gas bumi dari Russia akan sangat besar, yakni diperkirakan akan mencapai persentase 80 %. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pada beberapa bidang Rusia masih memerlukan bantuan pelayanan jasa dari negara lain. Fakta tersebut tentu dapat menunjukkan bahwa Rusia merupakan salah satu negara pengekspor minyak dan gas yang juga paling dicari.

Dependensi negara-negara Eropa dapat dilihat dari Jerman, yang mana 40% kebutuhan gas alam dan minyak bumi disalurkan dari Russia. Hal ini tidak hanya diterapkan untuk kebutuhan domestik saja. Namun juga untuk menjalankan proses rotasi perindustrian nya. Parah nya, beberapa negara Baltik dan Finlandia menggantungkan impor gas bumi nya 100 % dari Russia "Gazprom". Hal yang berperan penting dalam menjadikan Russia sangat membawa pengaruh bagi negara Eropa adalah adanya sebuah Gazprom. Gazprom sendiri yaitu industri gas bumi yang lembaran saham nya 50 % lebih dimiliki oleh pemerintah Russia. Industri inilah yang menyalurkan pasokan gas bumi dari Russia, bukan hanya kepada negara Eropa Timur, namun juga negara Eropa barat. 

Kondisi Ekonomi Negara tentu tidak terlepas dari bagaimana perkembangan GDP serta indikator-indikator yang menyusun GDP. Selain itu, adanya pemasok internal maupun eksternal produksi barang dan jasa sebuah negara tentu juga dipengaruhi oleh kemajuan ekonomi sebuah negara dan juga bagaimana ketersediaan produksi domestiknya. Dalam hal ini, penulis mencoba merincikan bagaimana hubungan antara kemajuan ekonomi negara dengan keputusan negara dalam menentukan pemasok komoditas barang dan jasa domestiknya, berdasarkan data dari World Bank, Gross Domestic Product (GDP) Rusia mencapai 1,699.9 Miliyar USD per tahun.

Menurut data yang tercatat pada Comtrade Rusia memiliki beberapa negara pelanggan utama terkait ekspor produk dan jasanya. Diantaranya adalah China dengan perolehan angka 13,4%, yang merupakan posisi tertinggi sebagai negara pelanggan. Sedangkan yang terendah ialah Turki dengan perolehan angka 2,0%. Menurut data yang tercatat pada Comtrade Rusia memiliki beberapa negara pelanggan utama terkait ekspor produk dan jasanya. Diantaranya adalah China dengan perolehan angka 13,4%, yang merupakan posisi tertinggi sebagai negara pelanggan, sedangkan yang terendah ialah Turki dengan perolehan angka 2,0%. Kita dapat memahami bahwa Rusia merupakan negara yang kaya akan hasil minyak dan gas bumi. Fakta tersebut tentu dapat menunjukkan bahwa Rusia merupakan salah satu negara pengekspor minyak dan gas yang juga paling dicari. Hal ini dapat dibuktikan dengan angka 28,6%, 15,6% dan 2,2% pada kolom komoditas penunjang ekspor utama negara Rusia. Sedangkan untuk impor sendiri Rusia banyak mengimpor bahan-bahan kesehatan, berdasarkan fakta tersebut, dapat dibuktikan bahwa Rusia bisa dibilang memiliki poin keseimbangan yang cukup diantara kegiatan ekspor dan impornya. Melalui bidang yang sama, Rusia menunjukkan keahlian jasanya melalui ekspor dan menyeimbangkan kemampuan internal jasanya melalui impor.

Tingkat diversifikasi negara Russia dalam hal ini belum terlalu cukup luas, namun Russia telah memulai diversifikasi ekspor gasnya yang telah lama tertunda dengan rencana untuk mengirimkan gas pipa ke Cina dan LNG ke Asia Pasifik. sementara gazprom tetap menjadi pemimpin nasional dalam bisnis pipa gas, Novatek telah muncul sebagai kekuatan utama di balik dorongan untuk menjadikan Rusia sebagai salah satu pemain LNG global utama dalam dekade berikutnya bersama dengan qatar, Australia, & AS. Industri gas Rusia teltelah menunjukkan banyak kecerdikan dalam mengatasi tantangan teknologi dan rekayasa yang sulit, dengan berhasil menyelesaikan proyek-proyek yang menantang di lingkungan Arktik yang keras dan membangun jaringan pipa bawah laut berdiameter tinggi pada kedalaman rekor. Tetapi relatif sedikit perubahan yang terjadi. sehubungan dengan memperkenalkan persaingan dan membiarkan kekuatan pasar bekerja di pasar gas domestik.

Kepemilikan Gazprom atas sistem transportasi gas (GTS) dan monopolinya atas ekspor pipa gas ke luar Rusia menolak pemain lain untuk menyamakan kedudukan dan menciptakan berbagai distorsi ekonomi. Harga gas domestik Rusia dan tarif transportasi tetap diatur pada tingkat yang menghasilkan subsidi silang yang signifikan dan kehilangan nilai ekonomi. Sektor listrik Rusia adalah satu-satunya bagian dari sektor energi negara yang mengalami reformasi restrukturisasi yang secara eksplisit dirancang untuk mengembangkan pasar listrik yang komprehensif. masih belum sesuai dengan harapan tinggi yang terbentuk selama persiapan reformasi 2002-2008. Reformasi ini menghasilkan unbundling dari monopoli kekuatan negara terintegrasi secara vertikal Sistem Energi Terpadu (RAO UES) dan pengenalan pasar listrik grosir dan eceran yang kompetitif. Namun harga listrik pengguna akhir Rusia telah berkembang pesat sejak diperkenalkannya reformasi berbasis pasar, meskipun permintaan listrik lesu., yang menunjukkan pemutusan harga dari fundamental penawaran dan permintaan, beberapa komponen yang membentuk biaya listrik akhir harus disalahkan atas kenaikan biaya listrik.

Dengan tersedia nya gas alam di Russia, Russia tidak hanya kehujanan dollar dan euro, namun juga pengaruh dinamika politik yang jauh melebihi pda masa Uni Soviet maupun Tsar. Jika hal ini masih berlanjut, diperkirakan pada tahun 2030, dependensi Eropa akan sebuah energi yaitu minyak bumi dan gas bumi dari Russia akan sangat besar, yakni diperkirakan akan mencapai persentase 80 %. Rupanya tidak hanya negara Eropa yang dari waktu ke waktu dependensi nya semakin meningkat dengan gas Russia, bahkan Amerika yang secara geografi sangat jauh dari Russia mulai mengimpor dan menggunakan energi dari Russia.

Dalam perhitungan tersebut, jelas bahwasannya Russia menempati posisi yang sangat unggul dalam hal kepemilikan cadangan gas bumi maupun minyak. Potensi inilah yang dapat dijadikan sebagai "equipment" untuk menjadikan Russia lebih "superpower" baik dalam dinamika politik maupun dalam dinamika ekonomi. Hal ini tentunya sangat lumrah jika Russia nantinya melakukan keamanan terhadap energi nya "energy security" baik dalam bentuk energi minyak maupun gas bumi nya. Tindakan ini dilakukan agar adanya pasokan energi baik terhadap skala domestic maupun internasional tetap dapat terpenuhi. Selain itu, energy security dilakukan karena adanya kecenderungan penurunan ketersediaan energi dunia.

Dalam hal ini, dijelaskan bagaimana hubungan antara kemajuan ekonomi negara dengan keputusan negara dalam menentukan pemasok komoditas barang dan jasa domestiknya, berdasarkan data dari World Bank, Gross Domestic Product (GDP) Rusia mencapai 1,699.9 Miliyar USD per tahun. Sedangkan untuk ekspor pelayanan jasa Rusia memperoleh angka 61,714 juta USD yang mana angka tersebut tidak lebih besar dari jumlah impornya yaitu 97,483 juta USD. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pada beberapa bidang Rusia masih memerlukan bantuan pelayanan jasa dari negara lain. Fakta tersebut tentu dapat menunjukkan bahwa Rusia merupakan salah satu negara pengekspor minyak dan gas yang juga paling dicari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline