Lihat ke Halaman Asli

Farach Feby

Mahasiswi INISNU Temanggung

Pesona Jalur Klasik Prabu Brawijaya V

Diperbarui: 8 November 2022   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Penulis : Farach Feby ( Mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan PAI INISNU Temanggung,Jawa Tengah )

Gunung Lawu merupakan salah satu gunung yang terletak di Pulau Jawa  diperbatasan antara Pulau Jawa Tengah dan Jawa Timur dan memiliki ketinggian 3.265 mdpl (10.712 ft).Gunung ini terletak di antara tiga kabupaten besar yaitu Kabupaten Karanganyar  Jawa Tengah; Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan,Jawa Timur.

Gunung lawu berada di posisi ke 76 sebagai gunung tertinggi di dunia dan memiliki tiga puncak yang sudah tidak asing lagi bagi para pendaki yaitu Puncak Hargo Dumilah sebagai puncak tertingginya,Hargo Dumiling yang diyakini oleh masyarakat setempat menjadi tempat moksanya Ki Sabdo Palon dan Hargo Dalem yang juga dipercaya sebagai tempat pamoksan dari Prabu Brawijaya Pamungkas atau yang kita kenal sebagai Prabu Brawijaya V.

Beliau merupakan ayahanda dari Raden Patah (1475-1518) yang nantinya dikemudian hari mendirikan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yaitu Kesultanan Demak.Dengan munculnya kerajaan Islam pertama di Jawa sekaligus menjadi awal kemunduran dari Kerajaan Majapahit.

Gunung Lawu dicap sebagai salah satu gunung keramat atau sakral di Pulau Jawa karena selain dijadikan sebagai jalur pendakian.banyak dari kalangan peziarah dan para pelaku spiritual yang berkunjung ke gunung ini dengan tujuan untuk bertapa,mencari wangsit,atau melakukan lelaku ritual dan lain sebagainya.

Adanya keterkaitan antara Prabu Brawijaya V dengan Gunung Lawu ini didasari dengan adanya cerita bahwa dahulu Kerajaan Majapahit itu harus menghadapi peperangan dengan Kerajaan Keling dari Kediri yang mana dipimpin oleh seorang raja bernama Girindra Wardhana pada tahun 1478.

Karena keadaan yang sudah mulai terdesak maka Prabu Brawijaya V beserta para pasukannya menuju ke Gunung Lawu dan menghabiskan sisa umur beliau dengan menjadi pertapa dan berakhir moksa.Tempat Petilasan Prabu Brawijaya V dikenal dengan nama Pringgondani.

Terdapat lima jalur resmi pendakian di Gunung Lawu yaitu jalur via Cemoro Kandang,via Cemoro Sewu,via Candi Cetho,via Jogorogo dan via Singo Langu. Pesona keindahan Gunung Lawu sudah tidak diragukan lagi dan bagi sebagian orang yang pernah berkunjung ke sana mengatakan.bahwa Gunung Lawu  memiliki karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki oleh gunung-gunung lainnya.

Tidak bisa kita pungkiri bersama bahwa setiap gunung tentu memiliki ciri khasnya masing-masing.Tinggal bagaimana kita sebagai seorang yang terdidik untuk bisa menempatkan dimanapun kita berada.

Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho menjadi jalur yang paling digandrungi oleh para pendaki gunung,kalangan spiritual dan pencinta alam karena pada jalur ini selain menyuguhkan keeksotisan alamnya juga banyak terdapat peninggalan jejak-jejak sejarah seperti adanya Candi Cetho yang diperkirakan dibangun pada tahun 1397 Saka atau 1475 Masehi.

Candi tersebut biasa digunakan sebagai tempat ritual tolak bala atau yang biasa kita kenal dengan istilah ruwatan,kemudian terdapat candi yang asal katanya berasal dari bahasa Jawa "kethek" yang artinya adalah kera.Posisi dari Candi Kethek ini berada di sebelah kanan pada jalur pendakian,namun jarang dikunjungi karena tempatnya yang lumayan jauh dari tempat parkir kendaraan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline