Lihat ke Halaman Asli

Buruh Dibawah Umur

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia buruh di bawah umur masih sangat banyak, untuk menemukan mereka tidak terlalu susah, mereka bisa ditemukan di daerah pedalaman atau daerah pinggiran-pinggiran provinsi Indonesia. mereka menjadi buruh bukan keinginan mereka, melainkan karena desakkan ekonomi keluarga mereka. Mereka menjadi buruh dikarenakan  hal-hal seperti, keluarga mereka tak mampu membiayakan mereka sekolah sehingga menjadi pengangguran (pekerjaan sedapatnya) atau karena keluarga mereka membutuhkan tenaga mereka mencari uang (menambah pemasukkan uang keluarga). entah mana yang betul kedua-duanya sama saja membuat mereka menjadi buruh.
Contoh diantara mereka adalah dodon (wildan pratama). Dodon adalah anak dari keluarga kalangan bawah, yang terpaksa menjadi tulang punggung sementara keluarganya sejak dua tahun yang lalu bapaknya pindah kerja ke luar kota. Dodon masih mempertahankan sekolah karena ia yakin dengan bersekolah ia bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat yang  menjadikan ia orang ang sukses dengan jalan yang benar.
Kegiatan dodon sehari-hari, bersekolah di smkn 3 bogor  sambil berjualan baju milik tetangganya. setelah pulang sekolah ia menjadi kuli bangunan di daerah tempat tinggalnya. Saat hari minggu ia habiskan waktu dengan membantu ibu yang menjual baju milik tetangganya dan belajar.
Jujur saya tidak percaya anak sebaik, sepintar dodon mengalami hidup seperti itu.  pekerjaan yang seharusnya di lakukan oleh orang dewasa di lakukan olehnya. Tubuhnya yang tidak cukup kuat mengangkat benda-benda besar itu, kakinya yang cukup kuat melangkah lebih jauh lagi, pikirannya tak yang hebat membagi-bagi pekerjaannya. Tapi mau bagaimana lagi hal itu itu harus ia lakukan demi kelangsungan hidupnya dan keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline