Lihat ke Halaman Asli

Sungguh Kepadamu, Aku Menunggu Hingga Ditelan Rindu

Diperbarui: 2 Mei 2018   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Setiap hari aku selalu menanti pada jalanan sepi, demi berharap kau akan membuka hati.

Setelah matahari terbenam menjadi kegelapan, air mata datang pada fakta bahwa aku masih saja berjuang sendirian.

Kau sudah melakukan kerja bagus hari ini. Itu adalah apa yang paling ingin kukatakan pada diriku sendiri. Aku berusaha menahan nafas. Berusaha mempertahankan semua yang telah kau lepas. Bahkan hatiku sendiri tak tau, bahwa perasaanku perlahan tercerai-berai merasakan hal-hal yang menyakitkan datang pelan-pelan.

"Mencoba untuk menghapusmu"

Aku bahkan tak pernah berpikir akan hal itu, karena kau tampak terlalu bagus untukku. Aku mempunyai beribu alasan untuk mengungkapkan kata sayang. Meski aku kehabisan nafas, akan kukatakan satu persatu sampai tuntas.

Semuanya belum selesai, hingga nanti aku dihempas badai. Akan selalu kuyakinkan dalam hati, bahwa segalah hal dari kita tak pernah mati.

Tak ada keserakahan lain, hanya saja aku yang terlalu ingin. Ingin selalu berjalan, walau hanya sendirian.  

Satu hal yang selalu ingin kuungkap. Sungguh kepadamu, aku menunggu hingga ditelan rindu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline