Lihat ke Halaman Asli

Fariha Yuflih

Mahasiswa

Pemanfaatan Limbah Industri Tapioka

Diperbarui: 16 Juli 2023   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Limbah adalah hasil buangan dari proses produksi. Limbah yang di hasilkan ini biasanya memiliki kandungan yang beragam dan kebanyakan di buang langsung ke lingkungan. Kandungan dalam limbah dapat mencemari lingkungan, sehingga hasil limbah dalam proses produksi perlu diperhatikan dengan cermat. Salah satu proses produksi yang menghasilkan banyak limbah adalah industri tepung tapioka.

Untuk memproduksi tepung tapioka dalam skala industri membutuhkan jumlah bahan baku yang banyak yaitu sekitar 60 - 80.000 ton singkong. Jumlah bahan baku yang dibutuhkan dengan hasil limbahnya berbanding lurus yaitu, semakin banyak bahan baku yang digunakan maka semakin banyak juga limbah yang dihasilkan. Limbah pada proses pembuatan tepung tapioka akan menghasilkan dua jenis limbah yaitu, limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berasal dari proses pengupasan kulit singkong dan ampas hasil pemerasan yang sering disebut dengan onggok. Selain itu, limbah cair dihasilkan dari proses pencucian, pemerasan, dan pengendapan.

Kandungan dalam setiap hasil limbah industri tapioka ini masih memiliki senyawa organik yang tinggi. Apabila limbah-limbah tersebut langsung di buang ke lingkungan maka berpotensi untuk menjadi pencemar. Kulit singkong, onggok, dan limbah cair tapioka memiliki kandungan karbohidrat yang banyak. Hal ini dikarenakan, kandungan yang dominan pada tumbuhan singkong adalah karbihdrat, sehingga menyebabkan limbah yang dihasilkan pun juga didominasi oleh karbohidrat.

Alternatif yang dapat dilih selain membuang limbah hasil industri tapioka secara percuma, limbah tersebut bisa di manfaatkan kembali. Kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai kompos, pakan ternak, bioenergi seperti biobriket, hingga keripik. 

Untuk limbah berupa ampas atau onggok banyak digunakan sebagai pakan ternak, namun apabila kualitas onggok baik maka dapat dilanjutkan ke proses pembuatan tepung asia. Selanjutnya, limbah cair banyak diolah kembali hingga kandungannya aman untuk di buang ke lingkungan. Jika dilihat dari sisi mikrobiologi, kandungan dalam ketiga limbah tersebut berpotensi untuk menjadi sumber karbon dalam suatu medium. Pemanfaatannya dalam medium ini perlu di pelajari kembali karena nantinya akan berpengaruh pada kemampuan mikroba untuk bertumbuh dan dilihat dari morfologinya cenderung berukuran lebih kecil.

Limbah dari industri tapioka ini memiliki kandungan karbohdirat yang tinggi dan masih dapat dimanfaatkan kembali. Kandungan karbohidrat yang tinggi dapat menyebabkan lingkungan tercemar. Sehingga sebelum benar-benar aman untuk dibuang ke lingkungan, lebih baik di manfaatkan kembali. Limbah industri tapioka dapat dimanfaatkan kembali untuk pembuatan tepung asia, pakan ternak, dan pada bidang mikrobiologi dapat di manfaatkan menjadi medium pertumbuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline