Teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Keberadaan teknologi sulit untuk dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut disebabkan teknologi memberi kemudahan bagi manusia untuk menjalani kehidupan, salah satunya mempermudah akses akan informasi. Informasi menjadi salah satu elemen dasar pada proses komunikasi antar manusia. Melalui informasi manusia dapat memenuhi kebutuhan juga meningkatkan taraf hidupnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, teknologi memberi kemudahan dalam akses informasi bagi seluruh manusia.
Dewasa ini perkembangan teknologi kian pesat sesuai dengan perkembangan zaman. Perkembangan tersebut turut memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan informasi, salah satunya arus informasi menjadi kian pesat. Berbagai media komunikasi terus bermunculan, sehingga informasi dapat dengan mudah dipertukarkan antar manusia. Dampak buruknya, informasi yang benar adanya kerap kali tertimbun informasi palsu. Tak jarang pula individu-individu tidak bertanggung jawab, memanfaatkan arus cepat informasi ini untuk kepentingan pribadi dan merugikan orang lain. Meski begitu tak sedikit pula individu yang memanfaatkkannya untuk hal-hal positif.
Salah satu media yang paling umum digunakan untuk menyebarkan informasi ialah televisi. Televisi dipenuhi tayangan untuk masyarakat yang jenisnya beragam, seperti berita; program hiburan; program musik dan lain sebagainya. Melalui beragam program maupun berita, informasi dapat dengan mudah mencapai masyarakat umum. Tentu saja informasi tersebut disebarkan dengan beragam tujuan. Melalui media televisi, informasi yang berusaha disampaikan kepada masyarakat memberi dampak terhadap pola pikir dan pola perilaku masyarakat.
Hal ini lebih dikenal dengan efek media komunikasi massa. Efek media massa sebenarnya merupakan sebuah kesan yang timbul setelah khalayak memperoleh informasi dari media massa. Efek media massa juga dapat diartikan sebagai perolehan pemahaman baru atas pengetahuan terkait fenomena-fenomena komunikasi massa yang dipengaruhi perkembangan informasi dan komunikasi. Efek tersebut sangat beragam sesuai dengan informasi seperti apa yang disampaikan dan pada situasi seperti apa informasi tersebut disampaikan. Oleh karenanya kajian tentang program maupun informasi yang akan ditayangkan menjadi sangat penting.
Banyak pakar komunikasi yang turut serta mencetuskan berbagai teori efek media komunikasi massa tersebut. Salah satunya ialah Melvin D. Defleur dan Sandra Ball Rokeach. Keduanya mengungkapkan bahwa informasi yang disampaikan oleh media massa akan diseleksi kembali oleh individu yang merupakan bagian dari khalayak. Informasi tersebut akan dipilih dan ditafsirkan kembali, terlebih apabila informasi tersebut sesuai dengan minat dan kepercayaan akan nilai-nilai yang dimiliki. Teori ini beranggapan bahwa khalayak bersifat heterogen dan memiliki kebutuhan media yang berbeda, karenanya reaksi yang timbul setelah memperoleh informasi akan berbeda satu sama lainnya.
Teori efek media ini lebih lanjut akan dijelaskan melalui gambaran efek media massa yang diterima setelah memperhatikan salah satu program televisi selama 6 episode. Program tersebut ialah Informasi Populer yang ditayangkan oleh stasiun penyiaran NET TV. Informasi Populer atau yang lebih dikenal sebagai Ipop merupakan program majalah berita yang bertujuan menyajikan beragam informasi terkini dan unik dengan berbagai tema. Referensi kuliner, satwa, gaya hidup dan tren terkini menjadi tema yang kerap disajikan melalui program ini.
Program yang tayang setiap hari Senin hingga Jum'at ini menghadirkan informasi menarik dan kekinian, sehingga sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat dijadikan referensi informasi terbaru.
Program yang dikemas sedemikian rupa ini tentu sarat akan informasi penting yang sebagian besar dibutuhkan oleh kaum milenial kini. Meski begitu khalayak dapat menerima dan menafsirkan informasi-informasi tersebut dengan cara masing-masing. Akibatnya efek media tidak dapat dikatakan kuat, lantaran antar individu dalam khalayak dapat memaknai serta memberikan respon dengan cara yang berbeda. Respon tersebut berdasar pada kebutuhan psikologi individu dalam khalayak, seperti kebutuhan akan informasi; afeksi juga hiburan.
Melalui tayangan Ipop penulis menyadari, bahwa meski informasi yang disediakan diterima sama oleh khalayak, tetapi penafsiran bagi setiap individu bisa saja berbeda. Misal pada tayangan Ipop yang berfokus pada kuliner, penulis merasa antusias lantaran mendapat informasi beraneka kuliner unik di berbagai daerah. Namun ketika beralih pada topik satwa, kerap kali penulis merasa tidak seantusias topik sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan salah satu poin penting dalam teori perbedaan individu, dimana individu akan lebih selektif memberi perhatian terhadap informasi-informasi yang diperolehnya. Informasi yang dimaksud ialah informasi yang sesuai dengan minat ataupun nilai-nilai kehidupan yang dianutnya. Begitupula dengan anggota khalayak lain yang turut memperoleh informasi yang sama dari program tayangan Ipop ini, efek yang diterima bisa saja berbeda dengan efek yang diterima penulis, sehingga menimbulkan reaksi yang berbeda pula.
Perbedaan kebutuhan psikologis antar anggota khalayak serta perbedaan cara penafsiran informasi oleh khalayak yang bersifat heterogen menjadi penyebabnya. Itulah mengapa penulis memaknai tayangan Ipop sesuai untuk menggambarkan teori perbedaan individu ini. Dengan satu informasi yang diterima efek yang ditimbulkan media massa dapat beragam jenisnya, karena masing-masing anggota khalayak memiliki kondisi yang berbeda satu sama lainnya. Secara sederhana penulis menggaris bawahi teori perbedaan individu ini dengan kata kunci selera, dimana satu dengan lainnya berbeda dan terdapat latar belakang yang mempengaruhi terutama kondisi psikologis.