Lihat ke Halaman Asli

faqih fthk

Mahasiswa

Pentingnya Pragmatik dalam Pemahaman Bahasa dan Komunikasi

Diperbarui: 21 Desember 2024   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari penggunaan bahasa dalam konteks sosial, mencakup bagaimana penutur dan pendengar memahami makna di balik sebuah ujaran. Dalam kehidupan sehari-hari, pragmatik memiliki peran vital karena bahasa tidak hanya dipahami secara harfiah, melainkan juga melalui interpretasi makna yang bergantung pada konteks. Sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, penting bagi kita untuk mendalami pragmatik agar mampu memahami komunikasi secara lebih komprehensif.

Dalam penerapannya, pragmatik membantu kita mengenali makna implisit di balik ujaran. Sebagai contoh, kalimat "Apakah jendela itu bisa ditutup?" secara literal adalah pertanyaan, tetapi dalam konteks tertentu, kalimat tersebut dapat bermakna permintaan agar jendela ditutup. Hal ini menunjukkan bahwa makna ujaran tidak hanya dipengaruhi oleh struktur linguistik, tetapi juga oleh konteks sosial, hubungan antarpembicara, serta tujuan komunikasi. Pemahaman pragmatik seperti ini sangat penting dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, terutama dalam menganalisis dialog dalam karya sastra atau memahami komunikasi antarbudaya.

Pragmatik juga relevan dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Guru dapat menggunakan prinsip-prinsip pragmatik untuk menciptakan interaksi yang efektif di kelas. Misalnya, memahami maksud tersirat dari respons siswa seperti "Saya rasa itu agak sulit" dapat membantu guru memberikan bimbingan lebih lanjut tanpa membuat siswa merasa tertekan. Selain itu, dalam pembelajaran sastra, pragmatik memungkinkan kita memahami maksud penulis melalui gaya bahasa, sindiran, atau metafora yang digunakan dalam teks.

Lebih jauh lagi, pragmatik berkontribusi pada pengembangan kompetensi komunikasi yang sesuai dengan konteks budaya Indonesia. Sebagai bangsa yang kaya akan keragaman budaya, pemahaman pragmatik dapat membantu menghindari miskomunikasi yang sering kali muncul akibat perbedaan norma dan nilai budaya. Oleh karena itu, integrasi pragmatik dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia menjadi hal yang mendesak untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya cakap dalam berbahasa, tetapi juga memahami esensi komunikasi lintas budaya.

Dengan demikian, pragmatik tidak hanya sebatas teori, tetapi merupakan ilmu yang aplikatif dan relevan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari komunikasi interpersonal hingga dunia pendidikan. Sebagai mahasiswa, kita perlu mengembangkan kemampuan ini untuk mendukung pembelajaran bahasa yang lebih kontekstual dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline