Tembok itu berdiri gagah. Dibangun dengan indah. Tujuan juga sangat mulia. Mempesona banyak mata. Menjadi buah bibir manusia.
Lambat laun, tembok itu tlah banyak kehilangan. Kehormatan, kepercayaan, keyakinan, dan tujuan. Setiap mata kan melihatnya kasihan. Sepertinya sudah berada di ujung tanduk kehancuran.
Tangan ini tlah diulurkan. Mungkin kau butuh bantuan. Bila ditafsirkan dengan "taat mutlak", mungkin uluran tangan itu kan berubah menjadi lambaian.
Manusia tak perlu berharap dan meminta apapun, kecuali kepada Allah. Barangsiapa yang berharap kepada selain Allah, ujungnya hanyalah penyesalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H