Lihat ke Halaman Asli

faqih alfadlil

Penyair Malam

Refreshing setelah Kesibukan

Diperbarui: 20 Mei 2022   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sebuah kebiasaan memang kadang sangat susah untuk dihilangkan. Tentu saja yang dimaksud di sini adalah kebiasaan buruk. Minimal tidak ada manfaatnya. Akan menjadi hal yang tidak mengenakkan ketika berada di pesantren. Kebiasaan dan aktivitas di rumah tidak bisa dilakukan lagi, lantaran aturan yang melarang juga terlalu banyaknya kegiatan yang dilakukan.

Semua itu sengaja digiatkan oleh pesantren agar tidak mengganggu pelajaran. Sebab, belajar perlu fokus dan tidak boleh main-main. Bila bermain jauh lebih mendominasi, maka pelajaran tidak akan bisa masuk dan dipahami. Menuntut ilmu itu memang butuh perjuangan dan kesabaran. Tidak semudah membalikkan tangan.

Liburan tiba. Maka yang ada di otak orang adalah kembali melakukan apa pun yang bisa dilakukan di rumah. Bersenang-senang sendirian, bersama keluarga, atau teman-teman. Main game, nonton, olahraga, jalan-jalan, dan lain sebagainya. Tentu saja tidak semua hal itu buruk dan negatif. Ada yang baik, mubah, dan juga dilarang agama.

Semua aktivitas itu tentu saja boleh dilakukan untuk menjadi obat dari rasa suntuk mendalam setelah lelah berjuang. Namun, sangat perlu dipertimbangkan apa yang dilakukan. Apakah itu bertentangan dengan agama atau tidak. Juga, jangan sampai amalan mubah atau bahkan makruh itu menjadi ajang balas dendam. Setiap harinya dipenuhi dengan hal semacam itu.

Tidak bagus juga bila liburan adalah dijadikan alat untuk ajang kebebasan. Meninggalkan rutinitas kebaikan yang sudah biasa dilakukan di pesantren, seperti baca quran, baca adzkar pagi dan petang, shalat malam, murajaah, dll. Malah begadang sampai malam nongkrong bersama teman atau main game di kamar hingga bangun terlambat. Itu adalah cerminan bahwa ternyata kita belum berubah sama sekali. Tidak ada bedanya kita yang dulu dan sekarang.

Semoga liburan kita di Ramdhan ini membawa banyak keberkahan dan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Minimal membuat simpul senyum di wajah orang tua kita. Wallahuaalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline