Lihat ke Halaman Asli

Kau dan Kain-kain

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Faqih Hindami


Kau dan kain-kain itu

berjalan menanggalkan mewah dunia

bersama tari rumput-rumput basah

ke tepi-tepi sungai yang mengalir airnya

sebelum bersua kau dengan sejuk udara dan jernih telaga.

Kain-kain itu, yang menjaga rapi indah dirimu,

menjelma jadi sayap-sayap waktu

menerbangkanmu di atas pendar pelangi

melewati tangga-tangga langit, tinggi ke sudut-sudut galaksi.

Sebab di antara nebula telah dimegahkan singgasana abadi

buat kau yang suci.

Kain-kain itu, yang menutupi elok ragamu,

telah melarang bara menyentuh ujung rambutmu,

lalu memperdengarkan kidung yang disenandungkan hamba;

ayat-ayat yang melagukan tembang semesta,

lantas menjadikanmu bidadari surga.

Kau dan kain-kain itu,

bukan hanya tentang memilih utopia atau cantik bunga-bunga.

Tapi tentang memilih panas api yang nyala, atau bening telaga surga.


Depok,

23 Maret 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline