Lihat ke Halaman Asli

Faqih Ma arif

TERVERIFIKASI

Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Bermaafan "Virtual" dan Konvensional

Diperbarui: 22 Mei 2020   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali-Imran: 133-134)

Momen bulan ramadan selalu spesial bagi setiap muslim di dunia. Berbagai tradisi tiada henti terus dijalankan setiap tahunnya, dari kombinasi festival budaya, tradisi nyekar, saling berkunjung ke rumah orang tua atau saudara untuk saling bermaafan. Khusus poin terakhir tentang saling bermaafan, merupakan perintah yang telah jelas termaktub dalam QS. Ali-Imran: 133-134 di atas. 

Ada yang terlupa, tradisi saling bermaafan sebelum bulan Ramadan juga ternyata telah lama dilakukan baik secara konvensional maupun secara daring. Jika dulu kita harus bertatap muka untuk mengucapkan saling memaafkan, setelah ada perkembangan teknologi seperti handphone, ternyata dilanjutkan dengan berkirim pesan (sms) antar satu dengan yang lain.

Berbagai carapun dilakukan agar kita dapat tetap terkoneksi dengan keluarga, sahabat, rekan kerja dan lain-lain. Berikut ini adalah beberapa hal yang pernah dilakukan dalam bermaafan, baik sebelum ramadan dan pada saat hari raya idul fitri.

Bermaafan virtual
Bermaafan secara virtual dilakukan oleh banyak dari kita yang terpisah jarak dan waktu. Kalaupun sebenarnya ada kesempatan untuk bertatap muka, maka saya lebih memilih untuk itu. Seperti kita ketahui bersama, sekarang susah untuk dilakukan baik di dalam negeri ataupun mancanegara.

Namun demikian, banyak hikmah yang saya ambil dari bermaafan virtual, salah satunya penyadaran diri. Penyadaran diri yang dimaksud adalah melalui sungkem digital kepada orang tua, karena tanpanya kita bukanlah siapa-siapa. Orangtua akan sangat senang dengan hanya mendengar kabar anaknya baik-baik saja.

Bermaafan virtual juga melatih kerendahan hati kita, menghilangkan rasa egoisme di dalam hati, yang terlihat dari cara yang sederhana melalui video call dengan aplikasi wechat. Meskipun dalam dunia daring, tapi tidak mengurangi makna kekhusuan dalam bermaafan dengan orang tua atau saudara kita.

Selain itu, bermaafan virtual merupakan wujud terimakasih dari seorang anak kepada orang tuanya, atau yang lebih tua. Dalam budaya jawa, anak muda disarankan untuk mengunjungi yang lebih tua, namun dengan terpisahnya jarak dan waktu, kita dapat melakukan teleconference bersama dengan keluarga besar kita.

Perlu diketahui bersama, bahwasanya bermaafan virtual yang biasa dilaksanakan tidak terbatas menjelang bulan ramadan saja, setiap hari selalu melakukan aktivitas ini dengan berkomunikasi setiap hari. Karena pada dasarnya, berdasarkan ayat di atas bermaafan dapat dilakukan kapanpun, di waktu lapang ataupun sempit.

Open house Duta Besar Milenial
Open house menjadi gelaran resmi KBRI Beijing dalam rangka menyemarakkan hari raya idul fitri. Berbagai persiapan pun dilakukan secara optimal oleh WNI dan mahasiswa atau pelajar yang ada di Beijing. Biasanya kami mengadakan rapat persiapan H-3 sebelum hari raya tiba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline