Lihat ke Halaman Asli

Faqih Ma arif

TERVERIFIKASI

Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Besik, Bedug, Ponggol: Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata

Diperbarui: 19 Mei 2020   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sajian ponggol | dokpri

Seorang teman bertanya kepada saya, "berapa jumlah pulau yang ada di Negaramu"?, saya menjawab sekitar 16 ribuan pulau, mereka terkejut dengan jumlahnya yang sangat banyak. Berlanjut ke dialog berikutnya, "berapa jumlah bahasa negaramu?", saya menjawab lebih dari 650 an bahasa daerah ditambah satu bahasa Nasional Indonesia, mereka lebih terkejut mendapatkan jawaban kedua dari saya.

Apa makna dari sedikit ulasan dialog di atas menunjukkan bahwa Indonesia memiliki aneka ragam budaya dengan ribuan pulau, serta bervariasi bahasa yang mana satu sama lain saling menghargai. Belum tentu bahasa yang satu sesuai dengan daerah yang lain, terutama jika diterjemahkan kedalam Bahasa daerah masing-masing.

Oleh karenanya, dari sanalah setiap kita orang Indonesia belajar untuk menghargai dan menjunjung tinggi toleransi dalam hal apapun, karena memang diciptakan berbeda-beda.

Tidak terkecuali pada tradisi menjelang bulan ramadan atau idul fitri yang tentunya berbeda juga setiap daerah. Meskipun beberapa sudah hilang ditelan zaman, namun banyak budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Semoga ulasan singkat ini dapat bermanfaat terutama bagi pecinta kekhasan daerah yang selama ini hampir punah.

Besik
Sebagian besar masyarakat di lingkungan saya melakukan tradisi Nyadran. Nyadran berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti sraddha (keyakinan). Nyadran di jawa adalah salah satu tradisi menyambut bulan ramadan yang berupa pembersihan makam leluhur (besik), tabur bunga dan ditutup dengan kenduri.

Sedangkan Besik adalah salah satu rangkaian tradisi yang dilakukan menjelang ramadan ataupun idul fitri, yaitu dengan cara membersihkan makam dari rerumputan, kotoran dan lain sebagainya. Besik bertujuan agar makam keluarga kita dapat dikenali oleh generasi penerus (anak dan cucu), sekaligus untuk mengenang kembali semasa hidup almarhum, dan tidak jarang dilanjutkan dengan rangkaian do'a.

"Siapa yang melakukan Besik?". Besik dilakukan oleh anggota keluarga baik besar, kecil, muda tua. Satu sama lain berbondong-bondong pergi ke pekuburan untuk membersihkan makam.

Tidak jarang, tradisi Besik juga dilakukan oleh orang yang tidak kita kenal, karena baginya membersihkan makam orang lain sama dengan ibadah untuk dirinya sendiri.

"Kapan waktunya?". Besik dapat dilakukan beberapa hari sebelum ramadan. Namun Besik akan lebih afdol jika dilaksanakan satu minggu atau tiga hari menjelang ramadan.  Besik selanjutnya akan dilaksanakan setelah pelaksanaan shalat idul fitri.

Di saat itu, suasana makam terlihat lebih padat dari sebelumnya. Meskipun sebenarnya tidak ada aturan khusus, karena di hari tertentu sepanjang tahun, besik juga selalu dilaksanakan secara mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline