Lihat ke Halaman Asli

Faqih Ma arif

TERVERIFIKASI

Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Pentingnya "Safe House" dan Bahayanya PM2.5 bagi Korban Asap Karhutla

Diperbarui: 19 September 2019   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kabut asap di Palangka Raya/Antara.

Indonesia-Kebakaran hutan sudah tiga bulan lamanya, sedangkan musim kering diprediksi akan selesai pada akhir Oktober. Curah hujan yang diperkirakan akan berada pada awal November nampaknya membuat kebakaran lahan dan hutan sulit untuk dipadamkan.

"Ada beberapa daerah yang jarak pandangnya itu kurang dari seratus meter ... Dan beberapa hari terakhir juga saya merasakan sakit tenggorokan dan enggak enak buat aktivitas di luar rumah. Karena kalau sebentar saja berkendara di luar rumah itu mata kita jadi perih". Ungkap salah satu warga dilansir bbc.com.

Kualitas udara di Palangkara dan Pekanbaru mencapai "Sangat Berbahaya". Ketika index kualitas udara melebihi angka 300, hal ini berarti kandungan partikel dan gas-gas polusi telah jauh lebih banyak dari udara yang sehat. Ungkap dr. Agus DS selaku ketua PDPI

Dampak asap karhutla bagi kesehatan/PDPI/bbc.com

Safe house bagi daerah bencana Karhutla
Selain merencanakan hujan buatan, saat ini pemerintah melalui kementerian sosial telah menyiapkan rumah aman (safe house) atau shelter sehat bagi korban asap kebakaran hutan dan lahan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, safe house diadakan berkat kerjasama antara kementerian maupun instansi dan pemerintah daerah. Beberapa kementerian yang dilibatkan dalam pembuatan safe house antara lain kementerian kesehatan, Kementerian PUPR, BNPB, TNI, Polri, BPBD, sampai dengan dinas sosial pemerintah provinsi maupun kabupaten atau kota.

Fasilitas safe house

"Kita sudah siapkan safe house di daerah-daerah yang mengalami karhutla," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Sabtu (14/9), dilansir Antara.

Safe house yang telah di dirikan harus dapat menampung korban asap karhutla dan memiliki fasilitas tertentu untuk dapat mensterilkan udara di dalam ruangan. Fasilitas yang disediakan diantaranya air purifier yang ideal dengan luas ruangan, dan tabung gas oksigen.

Tidak hanya sebatas itu, seluruh ruangan safe house juga tertutup agara asap tidak dapat masuk. Fasilitas terkait lainnya adalah velbed serta tersedia dukungan pelayanan SDM untuk psikososial dan tim medis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline