Lihat ke Halaman Asli

Faqih Ma arif

TERVERIFIKASI

Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Besek In Memoriam: Muaranya Kembali ke Tradisional Juga

Diperbarui: 15 Agustus 2019   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Besek untuk daging kurban. (Tempo/Pius E)

Indonesia- Perayaan idul kurban telah berakhir kemarin (Rabu, 14/08/2019), selama hampir empat hari lamanya 10, 11, 12, 13, Dzulhijjah (dalam penanggalan kalender Hijriyah yang terdiri dari 12 bulan), telah dilaksanakan shalat idul adha, penyembelihan dan pembagian hewan kurban.

Setidaknya lebih dari sepekan sebelum pelaksanaan shalat idul adha, kita diramaikan dengan berbagai pesan berantai tentang penggunaan besek, atau plastik yang terbuat dari bahan dasar tumbuhan (singkong). Tujuan utamanya adalah untuk mereduksi penggunaan material berbahan plastik, terlebih lagi plastik hitam.

Kenapa harus besek?
Penggunaan besek sebagai bungkus daging kurban bukan hanya karena mengurangi penggunaan sampah plastik semata. Akan tetapi, penggunaannya dapat menghambat pertumbuhan bakteri daging kurban.

"Tuhan telah menciptakan kelebihan tanaman masing-masing ada yang buat antibiotik, herbal, dan bambu ini dianalisa ahli tanaman punya stuktur yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Bukan tanpa sebab, nenek moyang kita juga sudah pakai bambu meski tidak tahu soal itu tapi trial dan error dan ternyata ditetili ahli tumbuhan bisa menahan pertumbuhan bakteri," tutur dr. Pranyanta.

Ditinjau dari pori-pori material
Besek memiliki keunggulan dibandingkan dengan kantong plastik, diantaranya adalah bahan bamboo yang digunakan sebagai besek memiliki ruang pori yang besar, berbeda dengan plastik karena porinya yang rapat, kemungkinan pertumbuhan bakteri dalam kantong plastic akan cepat menjalar, terutama bakteri anaerobnya yang terdapat di dalam daging kurban. 

Disebutkan dari beberapa referensi, penggunaan tali pada kantong plastik daging kurban juga akan turut mempercepat pertumbuhan bakteri anaerob.

Kajian suhu material pembungkus
Lebih besarnya pori-pori di dalam besek akan berpengaruh terhadap suhu daging, apabila dibandingkan dengan kantong plastik (tidak berbahan alami). 

Bakteri akan berkembang sangat cepat pada suhu panas. Cobalah dibandingkan dengan besek, selain memiliki pori besar, juga terdapat celah yang tidak tertutup sempurna antar sambungannya, sehingga inilah yang menyebabkan suhu ruang di dalam besek lebih baik dari plastik. Ibarat rumah, besek memiliki sirkulasi udara yang bagus.

Waktu lama pembungkusan
Material berbahan dasar alam dan ramah lingkungan seperti bambu, daun pohon jati, ataupun daun pisang yang biasa kita temui di daerah pedesaan untuk berbagai acara pernikahan, sunatan, tasyakuran, dan lain-lain, disebutkan memiliki bakteri penghambat anaerob. Sebagai catatan penting, usia daging kurban yang bagus pasca disembelih adalah kurang dari empat jam. 

Oleh karena itu, apabila daging dibagikan lebih dari empat jam setelah pemotongan, maka kualitas akan menurun. Hal inilah yang diperintahkan oleh agama agar segera memberikannya pasca disembelih dan dipotong dagingnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline