Lihat ke Halaman Asli

Faqih Ma arif

TERVERIFIKASI

Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Tidak Tangung-tanggung, Pingpongnya Indonesia pun Hadir di KBRI Beijing

Diperbarui: 4 Agustus 2019   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Beijing- Tenis meja atau terkenal dengan nama ping pong (merk dagang) dan dalam Bahasa 汉字 dikenal dengan nama (乒乓球 pinyin: pīngpāng qiú), atau "whiff whaff" pertama kali dikenalkan di Eropa, tepatnya di Inggris pada abad ke 19. Secara serentak pada tahun 1901 melalui perusahaan Inggris J. Jaques & Son Ltd nama "ping pong" kemudian digunakan hampir di semua negara. Hak merk dagang "ping pong" kemudian di jual kepada Parker Brothers yang berada di Amerika Serikat.

Parker Brothers selanjutnya melakukan perubahan nama menjadi "tenis meja". Beberapa penemu selanjutnya bermunculan terkait dengan olah raga ini, diantaranya James W. Gibb yang menemukan bola seluloid tahun 1901 dan E.C. Goode yang menemukan raket versi modern untuk permainan ini, meskipun kemudian terakhir dimodifikasi dan digunakan hingga sekarang oleh S.W. Hancock Ltd. dengan cara menggunakan lembaran karet yang digabung dengan lapisan spons di dasarnya.

Permainan yang telah dimulai sejak 1901 ini selanjutnya menuai kontroversi di Russia, dimana negara tersebut melarang permainan ini pada level penguasa pada dekade itu yang mempercayai bahwa tenis meja memiliki efek yang berbahaya bagi penglihatan pemain.

Setali tiga uang meskipun dilarang, perkembangan olahraga ini justru sangat menggembirakan, olahraga ini mulai dikenal di dunia dan banyak negara, bahkan di tahun 1988 permainan ini resmi di perkenalkan pada cabang olah raga di Olimpiade.

Ping pong di Indonesia
Melalui jalan berliku, permainan ini dikenal pada tahun 1930 atau dua puluh sembilan tahun setelah lahirnya di ping pong di dunia. Kemudian Indonesia mulai resmi menjadi anggota ITTF pada tahun 1961 dan perkembangannya sangat pesat, wujud nyata pada saat itu tercatat pernah melahirkan pemain bintang berkelas dunia.

Sebutlah kala itu telah terukir dalam sejarah Abdul Rojak pada tahun 1973 yang sempat menduduki peringkat 11 dunia, legenda Sugeng Utomo Suwindo yang pernah menduduki peringkat 5 dunia, Anton Suseno, Rossy Pratiwi DS yang berhasil menyabet Sembilan medali emas SEA GAMES tahun 1990.

Baca juga: Dari Mesir, Inggris, Belanda, Amerika dan Kini KBRI Beijing untuk Dirgahayu Kemerdekaan RI

Ping pong Indonesia di Beijing
Masih dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, pingpong nya Indonesia pun hadir di KBRI Beijing. Panitia Kegiatan, Sub Koordinator olahraga Pingpong di komandoi oleh Bapak Kiki dari Staff KBRI Beijing. Pertandingan yang digelar sekitar pukul 10.00 sampai dengan 13.17 CST ini sukses mempertandingan sebanyak empat puluh orang peserta putera dan puteri.

Pertandingan ini diadakan pada Sabtu, 03 Agustus 2019 dan berlokasi di Aula Serbaguna KBRI Beijing. Pertandingan sangat seru sempat diperagakan oleh beberapa kontestan. "Akan tetapi ada juga yang mengikuti kegiatan ini untuk sekedar silaturahim dan bercengkerama satu sama lain, tanpa ada target tertentu untuk meraih juara. Sehingga, suasana kekeluargaan menjadi sangat kental karena hampir sebagian kontestan bermain sangat lepas. "ungkap salah satu peserta".  

Makan siang Bersama para atlet dari mahasiswa. (Firman/LPB/PPIT)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline