Lihat ke Halaman Asli

Inilah Aku! Untukmu Merah Putih

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah aku!

yang kemaren sedang nyenyak

pada setumpuk diam dan

rentetan abjad yang kubiarkan tercecer

berserakan di tong sampah otakku

tanpa merangkai kata seperti yang ditunggu-tunggu

kalimatkalimat di tengah jalan itu, perlahan

langkah berderap agar sang abjad dapat menyusulnya

tapi dasar batu, setespun tak boleh lewat saja

tak ada Ibnu Hajar yang melukisnya

setetessetetes pada batu itu

Inilah aku!

higga tadi malam aku masih sekarat

belum juga ajal ku jemput

cukup lama.

Memang, mata masih melihat, telinga mendengar

mulut nyeracau, harum apapun masih tertib di rongga

hidung, kaki melangkah, tangan menggenggam, juga.

tapi hati tak menjangkau pun tak terjangkau

Dan mimpi hanya mampu menjadi mimpi

bumi hanya lempengan bongkahanbongkahan

seakarpun berumput tak ada berbunga

mendung yang menggantung tak jua membasahi kelopak

”Masihkah abjad_abjad itu kau simpan dalam laci

yang lapuk karatan itu. Tidakkah kau tahu aku dapat rak_rak

menatanya. Kapan kau rakit abjad_abjad itu. Tak sadarkah kau

telaga ini semakin luas, tak hanya seekor yang rindu akan melintas?”

Inilah aku!

berteriak...

”Wahai engkau! Kenapa kau belumlah bunuh kau itu, sejukkah kau

dengan sekarat yang berundak tahun ke tahun. Padahal Azroil

tengah siap-siap menjemputmu kapan saja. Dia mampu membawamu

menemui paragraf langit. Tapi dasar kau batu, kau setia dengan sekarat

yang menguasai tubuhmu!”

Inilah aku

berpeluh...

”Ayolah, bangun dari tidurmu. Bajaklah tanah yang kau punya.

semai benih bungabunga. Karena akan segera pecah

menyiramkan keringatnya dari sudut hatimu yang nurani!”

Inilah aku!

bersenyum...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline