Lihat ke Halaman Asli

Khutbah di PEA yang Sama Rata

Diperbarui: 6 Mei 2016   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

khutbah jum'at 

“Dalam kela di sekolah-sekolah di Indonesia, jika guru bertanya, “How are you?” pasti berjuta-juta murid di Indonesia menjawabnya sama, “I’m fine!” – Anies Baswedan

Ah, udah lama gak nulis di Kompasiana.

Saat pergi ke Fujairah (salah satu kota di PEA, saya tinggalnya di kota bernama Al-Ain) Jum’at lalu dan sholat Jum’at di mesjid di daerah sana, saya merasa enak banget dengan khutbahnya.

Saya merasa heran, khutbahnya ini bisa dibilang ‘padet’ banget dan gak sok-sok dipanjangin. Jadinya orang-orang yang ngeliat kayak gue gak jenuh sampe ujung-ujungnya ngelamun atau ketiduran sambil duduk.

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Q.S Al-Isra’ : 1)

“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba yang banyak bersyukur” (Q.S Al-Isra’: 3)

Yang dia bahas adalah dua ayat dari surat Al-Isra’ diatas berhubungan dengan adanya peringatan hari Isra’ Mi’raj di hari Rabu ini. Dia menjelaskan bahwa setinggi-tingginya derajat Muhammad SAW. Atau Nuh AS. Di muka bumi ini di matanya mereka hanyalah hambanya (di ayat pertama disebutkan “yang telah memperjalankan hamba-Nya” dan di ayat yang bawahnya “dia adalah hamba yang banyak bersyukur). Gak banyak dalil dan bukan tipe khutbah yang ‘gak jelas mana kepala mana ekor’.

Saat memerhatikan dengan seksama, barulah saya sadar bahwa dia khutbah dengan tidak membawa kertas di tangannya.

Lah, apa hubungannya?

Sekedar informasi, di PEA (Persatuan Emirat Arab), hampir seluruh khutbah mesjidnya itu isinya sama, dan guru saya pernah memberitahu bahwa khutbah disini itu udah ‘diatur’ sama kalangan atas menjadi ‘sama rata’ di seluruh daerah PEA dan khotib bahkan bisa masuk penjara jika mengubah sedikit saja isi didalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline